Sejarah mencatat bahwa duel antara Garuda Nusantara dan Dilmun Warriors telah memberikan momen-momen dramatis yang sulit dilupakan. Namun, kali ini, persaingan mereka diprediksi lebih ketat dengan penunjukan Sadullo Gulmurodi sebagai pengadil lapangan. Keputusan wasit ini menjadi sorotan utama, setelah kontroversi besar yang memuncak pada laga terakhir Oktober 2024.
Laga tahun 2012 di kualifikasi Piala Dunia membawa trauma mendalam bagi sepak bola Indonesia. Kekalahan telak 0-10 dari Bahrain bukan hanya tentang keunggulan teknis, tetapi juga dugaan manipulasi skor yang menyebabkan FIFA melakukan penyelidikan serius. Kontroversi tersebut hanyalah permulaan dari serangkaian insiden yang memperkeruh hubungan kedua tim.
Dalam laga tersebut, Bahrain membutuhkan hasil maksimal untuk menjaga peluang lolos. Hal ini membuat banyak pihak meragukan integritas pertandingan, meskipun tidak ada bukti konkret yang muncul hingga saat ini. Bagi suporter Indonesia, laga itu tetap menjadi pengingat buruk tentang bagaimana olahraga yang disukai bisa jatuh ke tangan praktik-praktik tidak etis.
Pada partai terbaru Oktober 2024, emosi publik Indonesia meledak akibat keputusan wasit Ahmed Al Kaf. Saat timnas unggul 2-1 menjelang injury time, ofisial keempat menandakan enam menit tambahan, namun pertandingan berlanjut hingga menit ke-90+9. Akibatnya, Bahrain berhasil menyamakan kedudukan, meninggalkan rasa frustrasi mendalam di kalangan pendukung Merah Putih.
Serangan balasan di media sosial terhadap Bahrain sempat mengkhawatirkan keselamatan tim. Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) bahkan meminta AFC dan FIFA memindahkan pertandingan di markas Indonesia demi alasan keamanan. Permintaan tersebut ditolak, namun pasukan Dragan Talajic malah mendapatkan sambutan hangat dari publik Tanah Air. Sikap dewasa dari kedua belah pihak akhirnya mencairkan ketegangan.
Sadullo Gulmurodi, wasit asal Tajikistan yang ditunjuk untuk laga ini, memiliki rekam jejak impresif dalam beberapa kesempatan bersama Timnas Indonesia. Di fase grup Piala Asia 2023, ia menjadi pengadil utama saat Garuda meraih kemenangan penting 1-0 atas Vietnam. Penalti yang diberikan kepada Asnawi Mangkualam menjadi titik balik yang menentukan jalannya pertandingan.
Gulmurodi juga turut andil dalam dua pertandingan lainnya melawan Irak dan Jepang, meski hanya sebagai ofisial keempat. Usia 34 tahunnya tidak mengurangi profesionalitasnya di lapangan. Dengan pengalaman bertugas dalam turnamen bergengsi seperti Piala Asia, ia diharapkan dapat menjaga stabilitas pertandingan dan menghindari kontroversi yang sama sekali tidak perlu.
Berbicara tentang pertandingan antara Indonesia dan Bahrain, isu integritas selalu menjadi fokus utama. Setelah serangkaian insiden di masa lalu, baik federasi maupun wasit harus bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan publik. Ini adalah tantangan besar yang membutuhkan komitmen dari semua pihak terlibat.
Pernyataan Dragan Talajic tentang keramahan orang Indonesia menjadi bukti bahwa hubungan antarbangsa di dunia olahraga masih bisa dibangun dengan saling hormat. Meskipun kontroversi tak terhindarkan, langkah-langkah proaktif seperti ini dapat memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi ajang persaudaraan, bukan konflik.