Sebuah kisah penuh misteri dan ketegangan mengikuti perjalanan seorang ibu bernama Lastini, yang berusaha menyelamatkan putrinya dari ancaman gaib. Dalam upaya tersebut, dia dan dua anaknya harus mencari bantuan para dukun untuk menghadapi kekuatan supernatural. Namun, perjalanan ini tidak hanya membawa mereka pada tantangan fisik tetapi juga psikologis, di mana Lastini harus menghadapi rasa takut dan penyesalannya sendiri.
Dalam sebuah desa terpencil di tengah hutan lebat, Lastini bersama kedua anaknya, Lia dan Rama, memulai petualangan mereka untuk melawan kekuatan gaib yang telah membuat kesehatan Arum semakin memburuk. Saat musim penghujan tiba, setiap langkah mereka ditemani oleh atmosfer suram yang semakin menambah ketegangan. Produser Agung Saputra menjelaskan bahwa film ini bukan sekadar horor biasa, tetapi sebuah cerita mendalam tentang bagaimana ikatan keluarga diuji di tengah rasa takut dan keraguan.
Sepanjang jalan, mereka menghadapi serangkaian kejadian mencekam yang membuat mereka merasakan betapa rapuhnya hidup di hadapan kekuatan yang tak terlihat. Jeropoint, sang sutradara, memberikan sentuhan simbolis dengan menggambarkan “pulang” sebagai metafora perjuangan manusia melawan ketakutan dan masa lalu yang kelam. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya perdamaian dengan diri sendiri dan orang lain.
Dalam pencarian mereka, Lastini tidak hanya berusaha menyelamatkan Arum, tetapi juga menemukan cara untuk melepaskan beban emosional yang selama ini menghantui pikirannya.
Berbagai lokasi yang dikunjungi menjadi saksi bisu perjuangan mereka, termasuk sebuah gua tua yang diyakini memiliki kekuatan magis serta sebuah desa yang ditinggalkan karena kutukan misterius. Semua elemen ini digabungkan untuk menciptakan narasi yang sarat makna.
Dengan pendekatan eksistensial, film ini berhasil menggugah emosi penonton dan menawarkan pesan mendalam tentang keberanian menghadapi ketakutan terdalam.
Dari perspektif seorang jurnalis, kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya menghadapi masa lalu dan belajar dari kesalahan. Sering kali, kita cenderung menghindari hal-hal yang membuat takut atau menyakitkan, tetapi seperti yang ditunjukkan dalam perjalanan Lastini, hanya dengan menghadapi ketakutan itu, kita dapat menemukan kedamaian sejati. Narasi ini juga menginspirasi kita untuk memperkuat hubungan keluarga dan saling mendukung di tengah segala ujian kehidupan.