Meskipun terlibat dalam berbagai kegiatan selama bulan Ramadan, Inara Rusli tetap menjaga keseimbangan dengan memberikan perhatian kepada keluarganya. Menurutnya, penting untuk menciptakan momen berkualitas bersama anak-anak meski waktu terbatas.
Kehidupan sibuk tidak membuat anak-anak merasa ditinggalkan karena mereka juga memiliki aktivitas yang memadati hari-hari mereka. Aktivitas seperti belajar agama, olahraga, dan kursus lainnya membuat mereka tetap produktif tanpa mengeluh tentang kesibukan ibunya.
Di tengah rutinitas yang padat, Inara Rusli menekankan pentingnya membangun hubungan emosional yang kuat dengan anak-anaknya. Baginya, durasi bukanlah faktor utama dalam interaksi keluarga, melainkan kualitas waktu yang dihabiskan bersama.
Berkumpul setelah bekerja menjadi momen penting bagi Inara untuk mendengarkan cerita-cerita dari anak-anaknya. Ia menyadari bahwa komunikasi yang efektif mampu memperkuat ikatan keluarga. Oleh sebab itu, ia memilih pulang lebih awal jika pekerjaannya telah selesai demi fokus pada quality time bersama anak-anak.
Selain itu, Inara percaya bahwa kebersamaan yang bermakna dapat terjadi tanpa harus menghabiskan waktu seharian bersama. Interaksi yang penuh perhatian dan kehangatan jauh lebih berharga daripada sekadar hadir secara fisik tanpa adanya kedalaman emosional. Dengan pendekatan ini, ia berhasil menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga.
Tidak hanya Inara yang sibuk, anak-anaknya pun memiliki jadwal yang padat dengan berbagai aktivitas. Hal ini membantu mereka mengisi hari-hari mereka dengan hal-hal yang bermanfaat, sehingga tidak ada waktu kosong yang membuat mereka bosan atau merasa diabaikan oleh ibunya.
Dari belajar agama hingga berpartisipasi dalam kegiatan olahraga seperti gimnastik dan futsal, anak-anak Inara tetap produktif dan antusias. Mereka bahkan tidak pernah protes terhadap kesibukan ibunya karena mereka sendiri memiliki dunia tersendiri yang seru dan menarik.
Keseimbangan ini menciptakan harmoni dalam keluarga Inara Rusli. Kepercayaan diri anak-anak tumbuh seiring dengan kemampuan mereka mengatur waktu untuk belajar, berolahraga, dan bermain. Selain itu, dukungan moral dari orang tua turut memperkuat rasa tanggung jawab mereka terhadap aktivitas yang dilakukan. Dengan cara ini, Inara berhasil menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan saling mendukung.