Pada hari Rabu (16/4/2025), sidang putusan gugatan cerai antara artis terkenal Baim Wong dan Paula Verhoeven berlangsung di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sidang ini dilakukan secara elektronik melalui sistem e-court, namun Baim tetap memilih hadir langsung di pengadilan didampingi oleh ketiga kakaknya sebagai bentuk dukungan moral. Meskipun proses hukum dilakukan dalam format digital, keluarga Baim menunjukkan kebersamaan serta sikap menerima hasil apa pun dari keputusan pengadilan.
Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, sidang perceraiannya menjadi salah satu contoh bagaimana sistem peradilan agama mengadaptasi metode modern seperti e-court. Walaupun kehadiran fisik tidak dibutuhkan untuk mendengar putusan, Baim tetap memutuskan untuk hadir langsung. Ketiganya kakak Baim, yaitu Daud, Fitri, dan Muhamad Hamzah, turut mendampinginya di sela-sela persidangan. Mereka memberikan dukungan penuh kepada Baim selama masa sulit ini.
Daud, salah satu kakak Baim, menjelaskan bahwa adiknya telah menyerahkan segala urusan kepada Tuhan dan mencoba untuk tidak larut dalam kesedihan. "Kita hanya bisa berharap yang terbaik, apa pun hasilnya kita harus menerimanya," ungkap Daud di lokasi pengadilan. Menurutnya, Baim adalah sosok yang sangat pasrah dan percaya bahwa setiap jalan yang diambil memiliki tujuan tertentu.
Baim sendiri tampak tenang meski menghadapi situasi yang cukup berat. Ia memilih untuk fokus pada proses perceraian tanpa terlalu banyak terlibat emosional. Daud juga menyebut bahwa ia baru saja kembali dari Amerika dan segera mendengar kabar tentang situasi yang sedang dihadapi oleh adiknya. Namun, ia tetap mendukung sepenuhnya dan memberikan motivasi agar Baim dapat melewati masa sulit ini dengan tegar.
Semangat positif tersebut tercermin dari sikap keluarga yang menunjukkan solidaritas di tengah situasi yang menantang. Dengan dukungan dari keluarga besar, Baim tampak lebih siap menghadapi hasil akhir dari persidangan ini. Baginya, langkah ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus diterima dengan lapang dada.
Kehadiran keluarga Baim di pengadilan bukan hanya sebagai simbol dukungan, tetapi juga menjadi tanda bahwa mereka siap menerima hasil apa pun dari keputusan pengadilan. Dalam suasana yang penuh harapan dan kepasrahan, Baim dan keluarganya berusaha untuk menjaga kedamaian hati di tengah perubahan besar yang akan datang.