Pada bulan Ramadan, tradisi sahur menjadi momen yang dinantikan oleh banyak keluarga. Di kota Bandung, sebuah peristiwa unik terjadi ketika lagu "Bertaut" dinyanyikan dengan iringan bedug untuk membangunkan warga sekitar saat waktu sahur tiba. Lagu ini, yang diciptakan oleh penyanyi muda berbakat Nadin Amizah, telah mendapatkan popularitas besar di kalangan anak muda Indonesia. Versi sahurnya menggunakan alunan musik tradisional yang menciptakan suasana hangat dan penuh makna. Kejadian ini pertama kali diperhatikan oleh ibunda Nadin Amizah, yang mengalami pengalaman spesial selama sahurnya.
Di sebuah perumahan di Bandung, atmosfer religius Ramadan dipadukan dengan sentuhan modern melalui lagu "Bertaut". Sebuah grup pemuda lokal bertanggung jawab atas inisiatif kreatif ini. Mereka memutuskan untuk menyanyikan lagu tersebut sambil memukul bedug, alat musik tradisional yang sering digunakan dalam acara-acara keagamaan. Suara bedug yang bergema di malam hari memberikan dimensi baru pada lirik lembut dan emosional dari "Bertaut".
Momen ini tidak hanya menjadi cara efektif untuk membangunkan warga tetapi juga menunjukkan bagaimana seni dapat memperkuat hubungan antarindividu dalam komunitas. Ketika para pemuda melewati rumah-rumah, mereka membawa semangat kolaborasi budaya, menghubungkan generasi muda dengan warisan musik tradisional.
Berkat ide segar ini, lagu "Bertaut" yang awalnya dikenal sebagai karya kontemporer berhasil beradaptasi dengan kebutuhan spiritual Ramadan. Liriknya yang menyentuh hati, ditambah dengan nada harmonis dari bedug, menciptakan kombinasi yang tak terlupakan bagi pendengarnya. Warga setempat merasa bangga karena lagu ciptaan seorang anak daerah mereka dapat memberikan inspirasi kepada banyak orang di luar wilayah.
Meskipun Nadin Amizah sendiri tidak langsung terlibat dalam aktivitas ini, kehadiran lagunya di pagi hari Ramadan membawa kesan istimewa bagi keluarganya dan masyarakat sekitar. Ini menunjukkan bahwa seni dapat menciptakan dampak sosial yang lebih luas daripada sekadar hiburan saja. Dengan semangat kreativitas, warga Bandung berhasil memperkaya pengalaman Ramadan mereka melalui upaya kolektif yang sederhana namun penuh makna.
Tradisi sahur di perumahan Bandung ini adalah contoh bagaimana nilai-nilai lokal dapat dikombinasikan dengan ekspresi seni modern. Melalui suara bedug dan melodi "Bertaut", mereka berhasil menciptakan suasana Ramadan yang sarat akan kebersamaan dan kehangatan. Inovasi sederhana ini mengingatkan kita bahwa bahkan hal-hal kecil bisa memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari.