Peningkatan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memperkeruh hubungan perdagangan kedua negara. Pada awal bulan ini, Beijing mengumumkan penerapan tarif 34% untuk semua produk impor dari AS sebagai tanggapan atas langkah serupa yang diambil oleh Presiden Donald Trump. Keputusan ini menciptakan situasi ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara dua perekonomian terbesar dunia. Langkah-langkah proteksi perdagangan ini tidak hanya berdampak pada kedua belah pihak, tetapi juga memengaruhi stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.
Pada hari Rabu, Trump resmi menerapkan tarif baru terhadap produk-produk China, yang dikombinasikan dengan pajak tambahan sebesar 20% yang telah diberlakukan sejak Januari lalu. Akibatnya, total beban tarif bagi beberapa barang China mencapai 54%. Menurut Kementerian Keuangan China, tindakan ini tidak sesuai dengan aturan perdagangan internasional dan merugikan kepentingan sah China. Mereka menyoroti bahwa langkah tersebut tidak hanya membahayakan ekonomi AS, tetapi juga rantai pasokan global serta pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam pernyataannya, Kementerian Keuangan China menyebut tindakan Washington sebagai bentuk penindasan sepihak. Sebagai balasannya, China akan mulai memberlakukan tarif terhadap produk-produk AS pada Kamis mendatang. Selain itu, fokus pengenaan tarif juga ditujukan pada sektor pertanian AS melalui penangguhan impor produk ayam dari tiga perusahaan besar serta sorgum dari C&D (USA) Inc, alasan utamanya adalah masalah kesehatan.
Kementerian Perdagangan China juga menegaskan langkah hukum mereka dengan mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas kebijakan tarif Trump. Dalam pernyataan resminya, juru bicara Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa China selalu menjadi pembela sistem perdagangan multilateral dan mendesak AS untuk memperbaiki praktiknya yang keliru.
Sebagai bagian dari strategi perlindungan perdagangan, China juga menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, serta memasukkan 16 perusahaan lain ke dalam daftar pengawasan ekspor. Tidak hanya itu, Beijing juga mengumumkan investigasi anti-dumping terhadap tabung CT X-ray medis yang diimpor dari AS dan India, serta kontrol ekspor baru terhadap bahan tanah jarang seperti samarium, gadolinium, terbium, dan lainnya.
Situasi ini memperlihatkan bahwa persaingan dagang antara AS dan China tidak hanya berkembang menjadi konflik komersial, tetapi juga memiliki implikasi geopolitik yang luas. Dengan langkah-langkah yang saling bertentangan, kedua negara tampaknya sedang menguji batas-batas toleransi satu sama lain dalam konteks perdagangan global.