Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu tantangan kesehatan yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan data resmi, jumlah penderita penyakit ini mencapai angka rekor tertinggi sepanjang masa. Pada tahun 2024, tercatat lebih dari 257 ribu orang terkena DBD dengan korban jiwa mencapai 1.461 orang. Menurut Ketua Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan RI, dr. Fadjar S.M Silalahi, kejadian tersebut sebagian besar disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan tindakan pencegahan. Meskipun tren penyebaran menunjukkan penurunan pada awal tahun 2025, ancaman penyakit ini tetap ada di setiap musim.
Musim hujan sering kali menjadi periode kritis bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue. Data per April 2025 menunjukkan adanya 47.164 kasus DBD dengan 212 korban jiwa. Meski jumlahnya menurun dibandingkan periode sebelumnya, kondisi cuaca yang tidak menentu dapat memperparah situasi. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif seperti menjaga kebersihan lingkungan dan pengendalian sarang nyamuk sangat diperlukan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali gejala dini dan upaya medis tambahan seperti vaksinasi menjadi elemen penting dalam strategi nasional.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030 melalui implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat kolaborasi lintas sektor. Dengan pendekatan komprehensif, pemerintah berharap dapat menekan angka infeksi secara signifikan. Setiap individu memiliki peran vital dalam mencegah penyebaran penyakit ini, baik melalui tindakan pribadi maupun partisipasi aktif dalam program pemberantasan sarang nyamuk. Keselamatan publik hanya bisa dicapai jika semua pihak bersatu dalam menghadapi tantangan ini.