Pada hari Minggu, 30 Maret 2025, sebanyak 4.477 kendaraan diperhitungkan meninggalkan Kota Semarang melalui Gerbang Tol Kalikangkung menuju Jakarta dalam kurun waktu sembilan jam, yakni dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Kenaikan jumlah kendaraan ini terjadi setelah kebijakan one way nasional resmi diakhiri pada pagi harinya. Dengan pencabutan aturan tersebut, kendaraan dari arah timur kini dapat mengakses jalan tol menuju barat tanpa batasan. Lonjakan signifikan tercatat antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, dengan puncak aktivitas pada pukul 11.00 hingga 12.00 WIB.
Berakhirnya kebijakan one way nasional membuka peluang bagi para pengguna jalan untuk melakukan perjalanan balik atau mobilitas ke daerah sekitarnya. Menurut Kapospam Gerbang Tol Kalikangkung AKP Sujid Riyanto, data menunjukkan bahwa ribuan kendaraan memanfaatkan momen ini untuk meninggalkan Kota Semarang. Sejak awal pagi hingga sore hari, catatan keluar masuk kendaraan mencapai angka yang cukup signifikan.
Lonjakan lalu lintas terjadi terutama selama tiga jam pertama setelah kebijakan one way dihentikan. Pada pukul 11.00 hingga 12.00 WIB, jumlah kendaraan yang melewati gerbang tol mencapai puncaknya dengan total 594 unit. Meskipun intensitas kendaraan mulai mereda menjelang malam hari, tetap terdapat aliran stabil sepanjang sore. Data menunjukkan bahwa rata-rata kendaraan yang keluar masih berada di atas 400 unit per jam hingga pukul 18.00 WIB.
Kebijakan one way nasional resmi diakhiri oleh pemerintah pada Minggu pagi, tepatnya pukul 09.00 WIB. Penutupan ini mencakup ruas jalan tol dari Km 70 Jakarta-Cikampek hingga Km 414 Kalikangkung Semarang. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana strategis persiapan arus balik Lebaran. "Kami telah menyelesaikan tahap satu dari program one way nasional dan siap untuk menghadapi tantangan arus balik," ungkapnya di Cikampek.
Penghentian kebijakan one way nasional memberikan dampak positif pada mobilitas masyarakat. Ribuan kendaraan berhasil meninggalkan Kota Semarang secara lancar tanpa adanya kemacetan signifikan. Langkah ini juga menjadi indikator kuat bahwa koordinasi antara instansi terkait berhasil dalam mengatur distribusi lalu lintas dengan baik. Dengan demikian, proses transisi arus lalu lintas dari mode one way ke normalitas dapat dilakukan secara efektif dan aman.