Puluhan pemudik menghadapi perjalanan panjang menuju kampung halaman mereka pada malam takbiran tahun ini. Di wilayah Pantura Cirebon, Jawa Barat, banyak yang masih terlihat dalam perjalanan menjelang Lebaran 2025. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jalur Pantura di daerah Weru, Cirebon, kondisinya cukup lancar meskipun aktivitas masyarakat meningkat menjelang hari raya. Kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil menjadi moda transportasi utama bagi para pemudik.
Arus lalu lintas relatif normal tanpa kemacetan berarti di jalur Pantura Cirebon. Namun, penumpukan kendaraan ditemukan di pusat kota Cirebon, khususnya di area Alun-Alun Kejaksan. Aktivitas masyarakat yang padat di malam menjelang Idulfitri 1446 H memengaruhi situasi lalu lintas di sana. Para pemudik yang melintas Pantura Cirebon cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, tetapi jumlahnya tetap signifikan. Kebanyakan dari mereka adalah pengendara sepeda motor yang dipilih sebagai alternatif karena fleksibilitasnya.
Seperti cerita Sugi, seorang pemudik asal Siwalan, Bojonegoro, Jawa Timur, yang baru bisa mudik akibat alasan keluarga mendesak. Dengan menggunakan sepeda motor bersama istri dan anaknya, dia berharap dapat mencapai tujuan dengan selamat meskipun harus menunda waktu kedatangan ke kampung halamannya. Meski terlambat, semangat untuk merayakan momen spesial bersama keluarga tetap menjadi motivasi utama. Semua pemudik memiliki harapan sama: sampai dengan selamat dan membawa kebahagiaan kepada keluarga di rumah.
Keberanian para pemudik untuk tetap melanjutkan perjalanan meskipun dalam kondisi sulit menunjukkan nilai-nilai positif seperti tanggung jawab dan kesetiaan terhadap keluarga. Perjalanan panjang yang mereka tempuh bukan hanya soal fisik, tetapi juga refleksi dari semangat gotong royong dan persatuan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui dedikasi mereka, kita belajar tentang pentingnya kebersamaan dan ketahanan dalam menghadapi segala rintangan.