Child grooming merupakan praktik yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membangun hubungan dengan anak-anak dengan tujuan eksploitasi. Pelaku dapat berasal dari kalangan asing atau seseorang yang dikenal korban, seperti keluarga atau teman. Mereka menggunakan berbagai teknik untuk mendapatkan kepercayaan anak, seperti memberikan perhatian khusus, hadiah, atau menjanjikan sesuatu yang menarik. Grooming sulit dikenali karena pelaku membuat anak percaya bahwa hubungan mereka adalah hal yang normal. Selain itu, grooming juga memiliki dampak negatif jangka panjang pada kesehatan mental anak, termasuk trauma emosional dan gangguan perkembangan sosial.
Grooming sering kali sulit dikenali karena pelaku berhasil menciptakan ilusi hubungan yang tampaknya wajar bagi anak. Namun, ada beberapa tanda yang bisa diwaspadai oleh orang tua dan masyarakat sekitar. Perubahan perilaku secara drastis, seperti peningkatan atau pengurangan waktu online, menjadi salah satu indikator. Selain itu, anak mungkin sering pergi tanpa alasan yang jelas, bersikap tertutup tentang aktivitasnya, memiliki hadiah tanpa alasan yang jelas, atau bahkan mulai mengonsumsi alkohol atau narkoba.
Pelaku grooming biasanya bekerja dengan strategi yang sistematis untuk menjebak anak-anak. Mereka memulai dengan membangun kepercayaan melalui perhatian khusus, kemudian memanipulasi dan mengisolasi anak dari lingkungannya. Teknik lain yang digunakan adalah menyimpan rahasia bersama atau mengancam anak agar tidak melaporkan hubungan tersebut. Dalam banyak kasus, anak merasa takut atau malu untuk membahas situasi ini dengan orang dewasa yang dipercayai. Oleh karena itu, penting bagi keluarga dan komunitas untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku yang tidak biasa pada anak-anak.
Melindungi anak-anak dari ancaman grooming membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk orang tua, pendidik, dan masyarakat luas. Edukasi tentang hubungan sehat dan kesadaran digital sangat penting dalam mencegah terjadinya grooming. Orang tua harus aktif mendiskusikan risiko yang terkait dengan interaksi online serta memberikan pemahaman kepada anak tentang bagaimana mengenali tanda-tanda manipulasi. Jika ada kecurigaan terhadap kasus grooming, langkah pertama yang harus diambil adalah mencari bantuan profesional dan melaporkan kepada pihak berwenang.
Dampak dari child grooming dapat berlangsung hingga jangka panjang, memengaruhi kesehatan mental dan sosial anak. Beberapa korban mungkin mengalami trauma emosional, kesulitan mempercayai orang lain, atau menghadapi gangguan perkembangan sosial. Untuk mencegah konsekuensi ini, edukasi dan dukungan psikologis sangat diperlukan. Anak-anak harus diyakinkan bahwa mereka tidak bersalah atas situasi yang dialami. Masyarakat juga harus turut andil dalam menciptakan lingkungan yang aman dan waspada terhadap segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak.