Bulan Ramadan merupakan periode penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana mereka menjalankan ibadah puasa harian. Namun, beberapa individu menghadapi tantangan kesehatan pencernaan, seperti sembelit atau kesulitan buang air besar. Perubahan drastis dalam pola makan dan asupan cairan menjadi salah satu penyebab utama kondisi ini. Para ahli, termasuk dokter gizi dr Juwalita Surapsari, menyoroti berbagai faktor yang memicu masalah pencernaan saat bulan suci, seperti kurangnya serat, minimnya konsumsi air, serta gangguan tidur dan aktivitas fisik. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana gaya hidup selama Ramadan dapat memengaruhi sistem pencernaan dan memberikan solusi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Dalam kehidupan sehari-hari selama Ramadan, banyak orang mengalami perubahan signifikan terhadap rutinitas mereka. Salah satu dampaknya adalah munculnya keluhan pencernaan, terutama sembelit. Hal ini sering kali disebabkan oleh penyesuaian pola makan yang hanya dilakukan dua kali sehari, yakni sahur dan berbuka. Menurut dr Juwalita Surapsari, kebiasaan baru ini tidak hanya membatasi jumlah asupan cairan tetapi juga mengurangi peluang untuk mengonsumsi makanan berserat secara teratur.
Disamping itu, waktu tidur yang terganggu akibat bangun lebih awal untuk sahur dapat memengaruhi ritme biologis tubuh, termasuk proses pencernaan. Kombinasi antara kurang tidur, kurang gerak, dan pola makan yang tidak seimbang menjadi faktor utama penyebab sembelit. "Orang-orang sering lupa bahwa meskipun sedang berpuasa, tubuh tetap membutuhkan nutrisi dan cairan yang cukup," tambah dr Juwalita.
Lebih lanjut, informasi dari sumber lain seperti Medical News Today menunjukkan bahwa kebiasaan makan berlebihan saat berbuka juga bisa memperburuk kondisi pencernaan. Banyak individu yang cenderung mengonsumsi makanan berat tanpa memperhatikan keseimbangan gizi. Hal ini dapat mengganggu ritme normal sistem pencernaan dan menyebabkan sembelit.
Penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa menjaga keseimbangan nutrisi dan cairan selama Ramadan sangatlah krusial. Dengan memperhatikan pola makan yang lebih sehat, menjaga kecukupan asupan air, serta melakukan aktivitas fisik ringan, sembelit dapat dicegah bahkan dihindari sepenuhnya. Kesadaran tentang pentingnya keseimbangan ini akan membantu menjaga kesehatan pencernaan selama bulan suci.
Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor penyebab sembelit selama Ramadan, individu dapat membuat perubahan positif pada gaya hidup mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjalankan ibadah dengan lancar tetapi juga menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima sepanjang bulan Ramadan.