Prajurit layar kaca Indonesia, Nasrullah atau lebih dikenal dengan nama Mat Solar, telah meninggalkan dunia pada hari Senin malam (17/3/2025). Pemeran ikonik Bajuri dalam sitkom "Bajaj Bajuri" ini dipastikan meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah pukul 22.30 WIB. Kabar duka tersebut diumumkan oleh Rieke Diah Pitaloka, salah satu pemain lain dalam sitkom tersebut. Upacara penguburan direncanakan berlangsung pada pagi harinya di TPU Haji Daiman, Cimanggis Ciputat. Selama lebih dari empat dekade, Mat Solar mempersembahkan karyanya di dunia hiburan tanah air melalui film dan sinetron.

Perjalanan Panjang Seorang Legenda Betawi

Dalam sejarah panjang karier aktingnya, sosok yang lahir di Pejompongan, Jakarta Pusat, 62 tahun lalu ini menunjukkan kepiawaiannya sebagai aktor. Lulusan Departemen Sosiologi Universitas Indonesia ini mulai terjun ke dunia teater pada tahun 1976. Karier Mat Solar melesat setelah ia bergabung dengan Warkop DKI dalam beberapa proyek film, termasuk "Dilihat Boleh Dipegang Jangan". Namun, popularitasnya mencapai puncak saat ia menjadi karakter utama dalam sitkom "Bajaj Bajuri", bersama Rieke Diah Pitaloka dan Nani Wijaya.

Karakter Bajuri, seorang supir bajaj bertubuh gemuk dengan aksen Betawi yang kuat, menjadi simbol komedi hangat bagi penonton di seluruh Indonesia. Sitkom tersebut mengudara lebih dari 1.500 episode, menjadikan Mat Solar sebagai salah satu wajah paling dikenal di layar kaca. Belakangan, ia juga tampil dalam sinetron "Tukang Bubur Naik Haji" sebagai Haji Sulam, bekerja sama lagi dengan Nani Wijaya.

Di tengah perjalanan hidupnya yang penuh pencapaian, Mat Solar meninggalkan jejak mendalam di dunia seni peran Tanah Air. Meskipun berkarier di industri hiburan, ia tetap mempertahankan identitas budaya Betawi dalam setiap perannya.

Berita duka ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai kontribusi para seniman senior yang telah memberikan warna kepada dunia hiburan Indonesia.

Inspirasi dari Jejak Mat Solar

Mat Solar adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan dapat diwujudkan menjadi karya besar. Melalui karakter-karakternya, ia tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan yang universal. Keberhasilannya dalam mempertahankan akar budaya Betawi di tengah dinamika industri hiburan modern mengajarkan kita tentang pentingnya identitas dan integritas. Mari kita belajar dari jejaknya untuk terus menginspirasi generasi mendatang melalui karya yang bermakna.