Kabar gembira datang dari Indonesia dengan rencana peluncuran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Medis pertama dan terbesar di Asia yang akan berlokasi di Sanur, Bali. Proyek ini dirancang sebagai bagian dari strategi InJourney untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis kesehatan. Tujuan utamanya adalah menekan jumlah wisatawan medis Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Diperkirakan setiap tahunnya ada 2 hingga 3 juta orang yang melakukan perawatan di luar negeri, menyebabkan aliran devisa keluar mencapai Rp97 triliun. KEK Sanur bertujuan menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan medis lokal maupun internasional.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menjelaskan bahwa KEK Sanur akan menjadi kompleks pariwisata medis terintegrasi pertama di Indonesia. Fasilitas ini mencakup rumah sakit, klinik spesialis, pusat riset medis, hotel, serta pusat konvensi. Kompleks tersebut tidak hanya memberikan layanan medis berkualitas tinggi tetapi juga mendukung pengalaman pariwisata yang komprehensif bagi para pasien.
Untuk meningkatkan standar layanan kesehatan, InJourney telah bekerja sama dengan institusi medis ternama dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan pusat keunggulan (center of excellence) di kawasan tersebut. Selain itu, kerja sama dengan Universitas Udayana juga dilakukan untuk memastikan transfer pengetahuan dari dokter asing kepada tenaga medis lokal. Ini penting agar kapasitas tenaga medis dalam negeri dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
Pemerintah telah memberikan izin praktik bagi dokter asing guna mendukung operasional KEK Sanur. Namun, Maya menegaskan bahwa selain mengandalkan ahli dari luar negeri, proyek ini juga fokus pada pemberdayaan tenaga medis lokal melalui alih teknologi dan pengetahuan. Harapannya, KEK Sanur tidak hanya menjadi magnet bagi wisatawan medis tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Peluncuran KEK Sanur dijadwalkan pada bulan Juni 2025. Proyek ini diproyeksikan dapat mengurangi outflow devisa hingga Rp50 triliun per tahun sambil menarik lebih banyak wisatawan asing untuk memanfaatkan layanan medis berkualitas tinggi di Indonesia. Dengan fasilitas unggulan dan konsep ekosistem pariwisata medis yang terpadu, KEK Sanur diharapkan menjadi tonggak baru dalam transformasi industri pariwisata nasional.
Proyek ini bukan hanya solusi untuk menghemat devisa negara, tetapi juga merupakan langkah besar menuju posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam pariwisata medis. Melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor, KEK Sanur memiliki potensi untuk merevolusi cara kita memandang layanan kesehatan dan pariwisata di masa depan.