Pada malam Jumat (28/3/2025), hujan lebat yang mengguyur wilayah Gunungkidul, Yogyakarta, memicu banjir yang melanda SMP 3 Semanu. Air mencapai ketinggian antara 50 cm hingga 2 meter, namun keberuntungan menyertai karena sekolah sedang dalam masa liburan. Penyebab utama bencana ini adalah meluapnya telaga dan sungai di sekitar lokasi sekolah, ditambah lagi dengan posisi geografis yang berada di dataran rendah. Budi Nurcahyo, penjaga sekolah, menjelaskan bahwa air mulai naik pada pukul 20.30 WIB setelah hujan deras terus menerus turun sejak pukul 16.00 WIB.
Pada malam yang dipenuhi guyuran hujan lebat, sebuah tragedi alam terjadi di wilayah Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pada hari Sabtu (29/3/2025), kondisi ditemukan sudah cukup parah ketika air meluap dari telaga Jonge dan sungai-sungai sekitarnya, akibat curah hujan tinggi yang berlangsung sepanjang sore hingga malam. Posisi SMP 3 Semanu yang terletak di area dataran rendah membuat air dengan cepat menggenangi kompleks sekolah. Menurut informasi dari Budi Nurcahyo, penjaga sekolah, air pertama kali mulai masuk ke area sekolah pada pukul 20.30 WIB, dan dalam waktu singkat mencapai kedalaman hampir 2 meter di beberapa titik belakang sekolah.
Kondisi ini menimbulkan kerugian material bagi sekolah, termasuk ruang keterampilan siswa yang terendam. Fasilitas seperti gamelan, meja, kursi, serta peralatan lainnya juga ikut terendam air. Meskipun demikian, situasi tersebut tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar karena sekolah sedang dalam masa libur. Rencana pembersihan akan dilakukan setelah air surut, guna mempersiapkan kembali fasilitas untuk penggunaan mendatang.
Di tengah musim Idul Fitri yang akan tiba, para staf sekolah berharap agar proses pemulihan dapat segera dilakukan tanpa mengorbankan kualitas sarana pendidikan yang ada.
Dari perspektif seorang jurnalis maupun pembaca, insiden ini memberikan pelajaran penting tentang perlunya mitigasi bencana yang lebih baik di daerah rawan banjir. Terlebih, letak geografis sekolah yang berada di dataran rendah harus menjadi perhatian serius dalam merancang sistem drainase yang efektif. Dengan demikian, potensi kerusakan material dan gangguan aktivitas pendidikan bisa diminimalisir di masa depan.