Berita
Optimisasi Zakat Digital: Transformasi Keuangan Syariah Menuju Kesejahteraan Masyarakat
2025-03-29
JAKARTA – Seiring perkembangan teknologi dan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya zakat, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah menempatkan diri sebagai pelopor dalam pengelolaan zakat secara profesional. Dengan total penyaluran zakat mencapai Rp787,5 miliar sejak berdiri pada 2021 hingga 2024, BSI membuktikan bahwa inovasi digital dapat menjadi solusi untuk memperluas jangkauan manfaat zakat bagi masyarakat luas.

Pengoptimalan Zakat Nasional: Langkah Nyata untuk Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia

Berawal dari komitmen kuat terhadap prinsip syariah, BSI tidak hanya menjalankan operasional keuangan dengan standar tinggi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan melalui penyaluran zakat yang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini bukan hanya cerminan pertumbuhan laba perusahaan, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi oleh institusi tersebut.

Peningkatan Penyaluran Zakat: Catatan Kesuksesan BSI

Selama empat tahun terakhir, BSI berhasil mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah zakat yang disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Pada 2021, zakat yang disetorkan mencapai Rp123,17 miliar, naik menjadi Rp173,06 miliar pada 2022, Rp222,77 miliar pada 2023, dan puncaknya pada 2024 dengan total Rp268,5 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba bersih perusahaan berbanding lurus dengan kewajiban zakat yang dilaksanakan.

Tidak hanya fokus pada angka, BSI juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penyaluran zakat. Melalui platform digital BYOND by BSI, perusahaan memastikan bahwa setiap rupiah yang diberikan oleh nasabah tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.

Kontribusi Terhadap Target Pengumpulan ZIS

Pada Ramadan 2025, BSI mencatat kontribusi luar biasa dengan menyumbangkan lebih dari 50% terhadap target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang ditetapkan oleh Baznas, yakni sebesar Rp509,5 miliar. Target ini meningkat sebesar 18,4% dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp430 miliar. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa kerjasama antara pemerintah, lembaga amil zakat, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif bagi kesejahteraan bangsa.

Presiden Prabowo Subianto menyoroti potensi zakat nasional yang sangat besar, mencapai Rp327 triliun, namun baru terealisasi sekitar Rp41 triliun. Menurutnya, pengoptimalan zakat dapat menjadi salah satu solusi efektif untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dalam acara penyerahan zakat bertajuk Cahaya Zakat di Istana Negara, Jakarta, Presiden menegaskan bahwa zakat bukan hanya wujud ibadah, tetapi juga bentuk gotong royong yang mendalam.

Peningkatan Kesadaran Muzaki: Refleksi Kepedulian Masyarakat

Ketua Baznas K.H Noor Achmad menekankan bahwa penyaluran zakat di Istana Negara memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah muzaki di Indonesia. Pada 2023, jumlah muzaki mencapai 27 juta orang, meningkat menjadi 28,1 juta orang pada 2024. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepedulian luar biasa terhadap sesama, dengan rela menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk BSI yang aktif memfasilitasi pembayaran zakat melalui layanan digital. Hingga 19 Maret 2025, penghimpunan zakat melalui e-channel BSI telah mencapai Rp11,87 miliar secara year to date. Layanan ini tidak hanya mempermudah nasabah dalam melakukan pembayaran zakat, tetapi juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program-program sosial.

Inovasi Digital dalam Pengelolaan Zakat

Platform *BYOND by BSI* menjadi salah satu inovasi terdepan dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Saat ini, berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional telah bergabung dalam platform ini, termasuk BAZNAS, BSI Maslahat, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, DT Peduli, serta 18 LAZ nasional lainnya. Dengan adanya integrasi digital ini, diharapkan penghimpunan dana zakat dapat semakin optimal dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Digitalisasi zakat bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana membangun kepercayaan publik terhadap sistem pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel. BSI terus berinovasi untuk memastikan bahwa setiap sen yang dikumpulkan benar-benar digunakan untuk kebaikan masyarakat, baik dalam bentuk pendidikan, kesehatan, maupun pengentasan kemiskinan.

More Stories
see more