Pertandingan bulutangkis antarbangsa di Ningbo Olympic Sports Center Gymnasium membawa kekecewaan bagi pasukan ganda putra Indonesia. Pada malam Jumat, tanggal 11 April 2025, perwakilan Indonesia harus menyerah di tangan pasangan kuat dari Malaysia. Dalam waktu yang singkat, dominasi lawan langsung terlihat jelas sejak awal pertandingan. Meskipun sempat berusaha mengejar ketertinggalan, kombinasi strategi dan konsistensi Malaysia membuat pasangan Indonesia tidak mampu membalikkan situasi.

Keberhasilan Aaron Chia/Soh Wooi Yik tidak lepas dari dukungan teknis dua mantan pelatih Indonesia. Rexy Mainaky dan Herry Iman Pierngadi, yang dulu bertanggung jawab atas perkembangan Fajar/Rian, kini berpihak pada Malaysia. Hal ini menambah beban emosional bagi para pemain Indonesia, yang harus menghadapi mantan mentor mereka di medan pertandingan. Kesulitan dalam menjaga ritme permainan serta tekanan dari pihak lawan menjadi faktor utama kekalahan tersebut.

Di balik hasil negatif ini, ada cerita inspiratif tentang dedikasi dan usaha keras para atlet. Meskipun gagal mencapai semifinal, Fajar/Rian telah menunjukkan semangat juang yang tinggi. Kekalahan bukan akhir dari perjalanan, melainkan sebuah pelajaran berharga untuk terus berkembang. Dukungan dari penggemar dan keyakinan diri akan menjadi modal penting bagi mereka untuk bangkit dan meraih prestasi lebih besar di masa depan. Semangat olahraga yang sportif dan pantang menyerah tetap menjadi nilai inti yang patut dipupuk.