Gaya Hidup
Kata 'Kepo': Asal Usul dan Popularitasnya di Tiga Negara
2025-04-12

Dalam perkembangan bahasa sehari-hari, istilah 'kepo' kini menjadi salah satu kata gaul yang sangat akrab di telinga masyarakat. Kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki rasa ingin tahu berlebihan terhadap urusan orang lain. Lebih menarik lagi, 'kepo' kini telah resmi masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Selain itu, ternyata kata ini juga memiliki asal-usul yang unik, berasal dari Bahasa Inggris dan Hokkien. Di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, kata ini digunakan dengan sedikit perbedaan penulisan namun tetap menyampaikan makna yang sama.

Penelusuran lebih jauh mengenai etimologi dan penggunaannya menunjukkan bahwa 'kepo' adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object, sebuah frasa Bahasa Inggris. Meskipun demikian, kata ini juga dikenal sebagai kata serapan dalam Singlish, dengan penulisan 'kaypoh'. Ini menunjukkan bagaimana bahasa populer bisa berkembang lintas budaya dan negara.

Pengertian dan Asal-Usul Kata 'Kepo'

Kata 'kepo' yang kita kenal saat ini tidak hanya sekadar ungkapan remaja, melainkan memiliki akar historis yang menarik. Menurut KBBI, kata ini mendefinisikan rasa ingin tahu yang berlebihan tentang hal-hal yang bukan urusan pribadi. Namun, siapa sangka bahwa kata ini merupakan singkatan dari frasa Bahasa Inggris Knowing Every Particular Object? Hal ini mencerminkan bagaimana kosakata modern dapat lahir dari pengaruh luar negeri.

Berawal dari penggunaan umum di kalangan masyarakat Indonesia, kata 'kepo' ternyata memiliki asal-usul dari Bahasa Hokkien. Dijelaskan oleh Wiktionary, kata ini kemudian berkembang ke dalam lingkup bahasa lokal maupun internasional. Sebagai contoh, dalam Singlish (variasi Bahasa Inggris di Singapura), kata ini diserap dengan sedikit modifikasi menjadi 'kaypoh'. Meski ada perubahan dalam penulisan, makna dasarnya tetap sama, yakni merujuk pada sifat ingin tahu secara berlebihan.

Perjalanan Kata 'Kepo' di Tiga Negara

Meskipun awalnya berasal dari Bahasa Hokkien, popularitas kata 'kepo' telah melewati batas geografis. Kata ini tidak hanya digunakan di Indonesia tetapi juga diadopsi dalam bahasa sehari-hari di Singapura dan Malaysia. Di Singapura, misalnya, kata tersebut dikenal sebagai 'kaypoh', yang digunakan dalam percakapan kasual. Fenomena ini menunjukkan betapa dinamisnya perkembangan bahasa di wilayah Asia Tenggara.

Di Indonesia, 'kepo' telah menjadi bagian dari kosakata sehari-hari hingga akhirnya diakui secara resmi dalam KBBI. Sementara itu, di Singapura dan Malaysia, walaupun penulisannya berubah menjadi 'kaypoh', artinya tetap identik dengan sifat ingin tahu yang berlebihan. Perbedaan ini mencerminkan adaptasi lokal dari sebuah kata universal. Fenomena semacam ini menunjukkan bahwa bahasa bukanlah sesuatu yang statis, melainkan selalu berkembang sesuai konteks sosial dan budaya masyarakat yang menggunakannya.

more stories
See more