Tim raksasa Spanyol, Real Madrid, tengah menghadapi masa sulit setelah kekalahan memalukan di markas Arsenal. Gagal mencetak gol dalam dua pertandingan beruntun di Liga Champions, mereka kini menorehkan rekor buruk yang terakhir kali terjadi lebih dari satu dekade lalu. Pertahanan rapuh dan ketiadaan serangan efektif menjadi sorotan utama dalam duel melawan Arsenal.
Bermain tanpa arah, Real Madrid harus menerima kenyataan pahit dengan kebobolan tiga gol serta statistik menyeramkan. Kekalahan ini mengingatkan pada malu-maluan sebelumnya saat mereka dibantai Liverpool pada tahun 2009. Momen ini memunculkan pertanyaan besar tentang kemampuan tim untuk bangkit di babak-babak eliminasi musim ini.
Melalui performa yang melemah, Real Madrid menunjukkan kerentanan yang belum pernah terlihat selama bertahun-tahun. Dalam dua pertandingan terakhir Liga Champions, mereka tidak hanya gagal mencetak gol tetapi juga menelan kekalahan telak. Situasi ini menyerupai momen kelam pada 2009, ketika Real Madrid dibantai oleh Liverpool di babak 16 besar.
Tanpa adanya kontrol yang kuat, pertahanan Los Blancos menjadi sasaran empuk bagi lawan-lawannya. Saat menghadapi Arsenal, mereka memberikan ruang luas untuk melakukan tembakan tepat sasaran hingga 11 kali, sebuah angka yang sangat tinggi. Bahkan, tujuh upaya tersebut datang di babak kedua, membuat penjaga gawang Thibaut Courtois bekerja keras untuk mencegah skor semakin memperlebar jarak. Namun, usaha spektakuler Courtois tak cukup untuk menutupi kekurangan sistem pertahanan secara keseluruhan.
Dengan dominasi yang ditunjukkan oleh Arsenal, performa Real Madrid tampak kalah bersaing di pentas Eropa. Tim asuhan Mikel Arteta berhasil membuktikan bahwa strategi mereka lebih tajam dan solid, mencatatkan kemenangan tiga gol tanpa balas. Hal ini menyoroti kelemahan signifikan dalam strategi permainan Real Madrid saat menghadapi tekanan intens.
Situasi ini menambah tekanan bagi manajemen klub dan pelatih untuk merumuskan solusi konkret agar bisa kembali kompetitif di ajang bergengsi ini. Fokus utama saat ini adalah memperbaiki struktur pertahanan serta meningkatkan produktivitas lini depan. Jika tidak segera diperbaiki, kekhawatiran akan semakin besar bahwa Real Madrid dapat tersingkir lebih awal dari Liga Champions musim ini. Tantangan besar masih menanti di depan mata, dan hanya waktu yang akan menjawab apakah mereka mampu bangkit dari keterpurukan ini.