Pertandingan babak kedua berjalan dengan strategi baru yang diterapkan oleh pelatih Nova Arianto. Ia memutuskan melakukan rotasi pemain dengan mengganti beberapa starter, termasuk Zahaby Gholy dan Mochamad Mierza Fijatullah. Meskipun perubahan ini dilakukan, tekanan dari tim lawan tetap tidak dapat dihindari. Korea Selatan terus mendominasi jalannya pertandingan dengan serangan-serangan yang cukup tajam.
Serangan Korea Selatan semakin agresif seiring berjalannya waktu. Salah satu momen krusial terjadi ketika Jin Geon-young mencoba tembakan jarak jauh yang hampir saja menjadi gol. Tidak hanya itu, umpan silang Kim Ji-sung sempat membahayakan gawang Indonesia setelah bola mengenai mistar. Situasi semakin genting saat fisik para pemain Garuda Muda mulai menurun akibat usaha keras mengejar bola. Bahkan, ada pemain yang terkapar karena kram menjelang akhir pertandingan.
Dalam kondisi yang sulit tersebut, keajaiban tercipta bagi Indonesia. Di masa injury time, hadiah penalti diberikan setelah insiden tangan So Yoon-woo. Evandra Florasta, sebagai eksekutor, berhasil menyelamatkan bola muntah meski tendangan awalnya diblok oleh penjaga gawang Korea Selatan. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa semangat pantang menyerah dan kerja keras selalu bisa memberikan hasil yang luar biasa. Dengan penggantian strategis dua bek tambahan, Indonesia berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang berbunyi.