Mie instan telah menjadi makanan favorit di berbagai kalangan, namun kandungan natrium yang tinggi dalam mie ini dapat membahayakan jika dikonsumsi bersama makanan lain yang tidak tepat. Menurut American Heart Association, batas asupan natrium harian adalah 2.300 mg, tetapi lebih ideal jika dibatasi pada 1.500 mg. Konsumsi mie instan yang salah kombinasinya bisa meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, hingga keracunan makanan. Beberapa jenis makanan dan minuman seperti daging olahan, sayuran fermentasi, minuman manis, alkohol, dan telur mentah merupakan contoh makanan yang sebaiknya dihindari saat menyantap mie instan. Untuk menjaga keseimbangan gizi, disarankan menambahkan sayuran segar serta protein rendah lemak.
Produk mie instan yang mudah diolah sering kali dianggap sebagai solusi praktis untuk sarapan atau camilan. Namun, kebiasaan menggabungkannya dengan makanan lain tanpa memperhatikan nilai gizinya dapat berdampak buruk bagi tubuh. Salah satu contohnya adalah daging olahan, yang kaya akan sodium, lemak jenuh, dan bahan pengawet seperti nitrit. Daging ini telah dikategorikan oleh WHO sebagai penyebab kanker kolorektal, sehingga paduan antara daging olahan dan mie instan hanya akan memperbesar risiko terhadap tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan.
Selain itu, konsumsi makanan fermentasi seperti kimchi atau acar juga harus diperhatikan. Meskipun memiliki reputasi baik sebagai sumber probiotik, produk ini biasanya mengandung kadar natrium yang sangat tinggi—hingga 800 mg per porsi. Ketika dikombinasikan dengan mie instan, jumlah total natrium yang masuk ke tubuh dapat melebihi ambang batas harian secara signifikan. Ini tentu saja dapat memicu masalah kesehatan seperti retensi cairan dan hipertensi.
Minuman manis seperti soda atau jus dengan tambahan gula juga menjadi ancaman besar ketika dikonsumsi bersama mie instan. Minuman ini memberikan apa yang disebut "kalori kosong," yaitu kalori yang tidak diimbangi dengan nutrisi penting. Akibatnya, risiko obesitas dan gangguan metabolisme meningkat, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kondisi pre-diabetes atau sindrom metabolik.
Penggunaan minuman beralkohol juga patut diwaspadai karena efek diuretiknya yang dapat menyebabkan dehidrasi. Alkohol menekan hormon vasopresin, yang bertanggung jawab atas penyerapan air dalam tubuh. Saat dikombinasikan dengan mie instan yang tinggi sodium, risiko dehidrasi semakin besar, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kelemahan tubuh.
Berbeda lagi dengan telur mentah atau setengah matang yang dapat membawa bakteri Salmonella, infeksi ini dapat menyebabkan diare, demam, dan kram perut. Risiko ini meningkat jika telur tersebut dikonsumsi bersama mie instan, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil yang sistem imunnya lebih rentan.
Untuk mendapatkan pengalaman makan mie instan yang lebih sehat, ada beberapa tips yang dapat diikuti. Pertama, tambahkan sayuran segar seperti bayam, sawi, atau brokoli ke dalam mangkuk mie Anda. Kedua, gunakan protein sehat seperti tahu atau ayam rebus sebagai pendamping. Mengurangi penggunaan seluruh bumbu dari mie dan mengganti minuman manis dengan air putih atau teh tawar juga dapat membantu menjaga keseimbangan asupan gizi.
Menikmati mie instan tidak harus selalu identik dengan risiko kesehatan yang tinggi. Dengan pemilihan kombinasi makanan yang tepat, Anda dapat mengurangi dampak negatif dari konsumsi mie instan sehari-hari. Selain itu, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk efek buruk mie instan, seperti daging olahan, sayuran fermentasi, minuman manis, alkohol, dan telur mentah.