Kolektif seniman dan musisi di Indonesia telah mengambil inisiatif untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim melalui karya seni dan musik. Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab (IKLIM) menawarkan platform bagi para artis untuk menyuarakan keprihatinan mereka terhadap lingkungan. Dengan merilis dua album kompilasi multi-genre, IKLIM berusaha memperkuat pesan penting tentang perlunya tindakan mendesak dalam mengatasi masalah iklim. Selain itu, gerakan global Music Declares Emergency (MDE) juga telah mencapai Indonesia, menjadi negara pertama di Asia yang bergabung.
Dalam upaya ini, IKLIM telah berhasil mengumpulkan 28 musisi dari berbagai daerah di Tanah Air hingga tahun 2025. Keduanya telah merilis album bertajuk sonic/panic dan sonic/panic Vol. 2, yang membawa pesan kuat tentang urgensi aksi iklim. Album pertama dirilis pada tahun 2023 dengan partisipasi 13 musisi ternama, sementara edisi kedua hadir setahun kemudian dengan tambahan 15 musisi baru. Beragam genre musik seperti hip-hop, rock, blues, elektronika, reggae, pop, dan world music disatukan oleh tujuan bersama: menyampaikan seruan mendesak untuk tindakan iklim.
Pada tahun 2023, sonic/panic menampilkan karya-karya dari Endah N Rhesa, FSTVLST, Guritan Kabudul, Iga Massardi, Iksan Skuter, Kai Mata, Made Mawut, Navicula, Nova Filastine, Prabumi, Rhythm Rebels, Tony Q Rastafara, dan Tuan Tigabelas. Setiap lagu dalam album ini menjadi media ekspresi kepedulian para musisi terhadap masa depan planet kita. Melalui lirik dan melodinya, mereka mengajak pendengar untuk lebih peka terhadap isu-isu lingkungan.
Tahun berikutnya, sonic/panic Vol. 2 memperluas cakupannya dengan melibatkan 15 musisi baru. Asteriska, Bachoxs, Bsar, Daniel Rumbekwan, Down For Life, Efek Rumah Kaca, Jangar, LAS!, Matter Mos, Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, Voice of Baceprot, dan Wake Up Iris! semakin memperkaya ragam suara dalam gerakan ini. Album kedua ini tidak hanya menambah jumlah partisipan tetapi juga memperdalam pesan tentang urgensi tindakan iklim.
Melalui inisiatif seperti IKLIM dan MDE, para seniman Indonesia telah menunjukkan bahwa musik dapat menjadi alat efektif untuk menyebarkan pesan penting tentang lingkungan. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya melindungi bumi, dengan slogan "No Music on a Dead Planet" yang menggambarkan betapa pentingnya menjaga keberlanjutan hidup di planet kita. Semakin banyak orang yang terinspirasi oleh karya-karya ini, semakin besar peluang kita untuk menciptakan perubahan positif bagi masa depan.