Beberapa tokoh penting dalam sejarah kepolisian Jawa Timur telah menjabat selama dua tahun, memberikan kontribusi signifikan pada stabilitas daerah. Salah satu nama yang mencuat adalah mantan Jenderal Polisi Sutanto, yang menempati posisi Kapolda Jatim dari Oktober 2000 hingga Oktober 2002 sebelum diangkat menjadi Kapolri. Sebagai wilayah dengan klasifikasi tertinggi, Polda Jatim hanya dapat dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Irjen Polisi atau setara. Wilayah ini meliputi 38 kota dan kabupaten, termasuk tiga polres kota serta satu polrestabes besar.
Kelima pemimpin tersebut membawa latar belakang karier yang beragam dan pengalaman luas di bidang kepolisian. Pertama, Sutanto, yang memulai jabatannya sebagai Kapolda Jatim dan akhirnya meraih puncak karier sebagai Kapolri pada periode 2005-2008. Kemudian, Hadiatmoko juga menorehkan prestasi dengan masa jabatan 2011-2013, setelah menyelesaikan berbagai tugas strategis di tingkat nasional maupun regional. Machfud Arifin mengikuti jejak mereka dengan masa jabatan 2016-2018, sementara Nico Afinta menjabat selama 2020-2022 sebelum bergeser ke Kemenkumham. Terakhir, Imam Sugianto menempati kursi Kapolda Jatim pada periode 2023-2025, dengan riwayat tugas yang melibatkan operasi lintas provinsi.
Pemilihan para pemimpin ini mencerminkan komitmen kuat untuk menjaga profesionalisme dan integritas institusi kepolisian. Dengan adanya rotasi dan promosi berdasarkan kemampuan serta pengabdian, masyarakat mendapatkan jaminan akan keamanan dan perlindungan yang optimal. Keberhasilan kelima tokoh ini menunjukkan bahwa dedikasi dan pengorbanan dalam tugas kepolisian dapat mengantarkan seseorang pada pencapaian yang lebih tinggi, sekaligus memperkuat rasa percaya publik terhadap lembaga penegak hukum negara.