Gaya Hidup
Menteri Sutami: Kisah Hidup Sederhana di Balik Pembangunan Besar Indonesia
2025-06-12

Pada masa pemerintahan Indonesia, nama Sutami dikenal sebagai sosok menteri yang unik. Ia memegang jabatan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selama 14 tahun, tetapi hidupnya jauh dari kemewahan yang biasanya diasosiasikan dengan posisi tersebut. Sebaliknya, ia memilih untuk menjalani kehidupan sederhana bahkan miskin demi nilai-nilai kemanusiaan dan kesederhanaan. Kebijakannya yang berfokus pada pembangunan infrastruktur di daerah terpencil membawa dampak besar bagi rakyat kecil.

Sebagai seorang pejabat tinggi, Sutami menunjukkan sikap luar biasa dalam menghindari fasilitas negara seperti rumah dinas, mobil dinas, atau tunjangan lainnya. Ia lebih suka berjalan kaki saat melakukan inspeksi proyek-proyek infrastruktur, karena hal ini memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat serta menyelesaikan masalah secara langsung. Meskipun hidup sederhana, kontribusinya tetap signifikan melalui pembangunan beberapa megaproyek strategis nasional.

Kehidupan Sederhana Seorang Pejabat Negara

Sutami adalah figur langka dalam dunia politik Indonesia. Selama masa jabatannya sebagai menteri, ia tidak pernah memanfaatkan fasilitas negara yang disediakan. Bahkan, ia memilih untuk tidak memiliki rumah pribadi hingga akhir masa jabatannya. Sikap rendah hati ini menjadi ciri khasnya, di mana ia percaya bahwa kemewahan bukanlah sesuatu yang pantas dimiliki ketika masih banyak rakyat yang hidup dalam kesulitan.

Berbeda dengan kebanyakan pejabat lainnya, Sutami menghindari segala bentuk kemewahan. Ia tidak hanya menolak rumah dinas, tetapi juga memilih cara hidup yang sangat sederhana. Dalam kesehariannya, ia sering kali berjalan kaki meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan energi, serta agar lebih dekat dengan masyarakat di daerah-daerah terpencil. Pendekatan ini membantu Sutami memahami kondisi nyata di lapangan dan mempercepat penyelesaian masalah yang ada. Baginya, prioritas utama adalah kebutuhan rakyat kecil, bukan kepentingan industri atau pengusaha besar.

Warisan Pembangunan yang Mengubah Wajah Negeri

Walaupun hidup dalam kesederhanaan, Sutami meninggalkan warisan besar bagi bangsa Indonesia. Beberapa proyek infrastruktur yang dibangun di bawah kepemimpinannya masih digunakan hingga hari ini. Salah satu contohnya adalah tol Jagorawi, Jembatan Semanggi, dan Jembatan Ampera. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan konektivitas antar wilayah, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan ekonomi nasional.

Sutami memiliki visi yang jelas tentang pentingnya pembangunan infrastruktur. Menurutnya, fokus utama harus diberikan pada daerah pedesaan dan pelosok negeri, karena inilah tempat di mana rakyat kecil paling membutuhkan bantuan. Dengan pendekatan ini, ia berhasil menciptakan proyek-proyek yang benar-benar memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Namun, upaya besar ini tidak datang tanpa pengorbanan. Setelah pensiun, Sutami menghadapi kesulitan finansial, termasuk pemutusan listrik di rumahnya yang baru dibeli secara kredit. Bahkan ketika sakit parah akibat kurang gizi dan kelelahan, ia enggan mencari pengobatan karena takut tidak mampu membayar biaya medis. Akhirnya, setelah intervensi dari Presiden Soeharto, Sutami diberi perawatan gratis namun sayangnya penyakit liver kronis yang dideritanya telah terlambat ditangani. Pada tahun 1980, Sutami meninggal dunia, meninggalkan cerita inspiratif tentang dedikasi dan pengabdian kepada bangsa.

more stories
See more