Dalam satu dekade terakhir, pergerakan pasar saham global mengalami berbagai tantangan signifikan yang mencakup perang dagang hingga pandemi global. Meski demikian, beberapa negara berhasil menunjukkan dominasi mereka di bidang ini. Amerika Serikat dan India menjadi dua pemain utama dengan pencapaian pertumbuhan luar biasa. Sebaliknya, negara-negara lain seperti Tiongkok dan Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih rendah atau bahkan stagnan.
Di antara semua bursa saham dunia, NASDAQ dari Amerika Serikat memimpin sebagai indeks dengan peningkatan tertinggi sebesar 239,03% dalam sepuluh tahun terakhir. Angka ini setara dengan laju pertumbuhan tahunan komposit (CAGR) sebesar 12,99%. Indeks SENSEX dari India juga tidak kalah impresif dengan pertumbuhan 190,06%, sedangkan S&P 500 dari AS menunjukkan kenaikan 160,15%. Ketiga indeks tersebut mencerminkan dominasi pasar modal dari kedua negara tersebut.
Berbeda dengan keberhasilan pasar modal AS dan India, pasar saham Tiongkok malah mengalami kemunduran selama periode ini. Indeks Shanghai Stock Exchange Composite turun sebesar -24,19%, sementara Shenzhen Stock Exchange Component melorot lebih dalam hingga -31,82%. Kondisi ini menunjukkan bagaimana ketegangan geopolitik dan faktor internal dapat memengaruhi performa pasar secara drastis.
Negara-negara berkembang lainnya menunjukkan hasil yang beragam. Brasil, misalnya, menunjukkan pertumbuhan solid melalui indeks Bovespa dengan kenaikan 142,27%. Di sisi lain, pasar saham Indonesia hanya mencatatkan kenaikan moderat sebesar 28,11%, jauh di bawah rata-rata banyak negara pesaingnya.
Secara keseluruhan, dinamika pasar saham global dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa negara-negara maju dan berkembang memiliki peluang serta risiko yang sangat berbeda. Amerika Serikat dan India menunjukkan dominasi yang kuat, sementara Tiongkok dan beberapa negara lain menghadapi tantangan besar untuk memperbaiki performa pasar mereka.
Hasil-hasil ini menunjukkan betapa pentingnya faktor-faktor eksternal seperti hubungan dagang internasional dan stabilitas politik dalam menentukan performa pasar modal. Negara-negara yang mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik cenderung menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan yang menghadapi ketidakpastian berkepanjangan.