Pasar
Pengungkapan Harta Karun di Bogor yang Mengubah Nasib Keluarga Michiels
2025-04-27

Dalam sejarah, investasi tanah sering kali menjanjikan hasil yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah kisah Jonathan Michiels dari Jakarta (dulu Batavia). Pada akhir abad ke-18, dia membeli lahan kosong di Bogor, Jawa Barat, dengan niat untuk investasi jangka panjang. Namun, nasib baik menghampiri ketika ia menemukan sarang burung walet berharga di propertinya. Dari sana, warisan keluarga ini berkembang pesat hingga tiga generasi, dengan Augustijn Michiels sebagai pewaris utama yang melanjutkan tradisi kekayaan tersebut.

Penemuan Sarang Burung Walet yang Mengubah Hidup Jonathan Michiels

Awal mula cerita ini terjadi pada pertengahan tahun 1770-an ketika Jonathan Michiels melakukan pembelian besar-besaran atas dua lokasi tanah di Bogor. Walaupun awalnya hanya sekadar investasi biasa, tanah tersebut ternyata menyimpan rahasia besar: sarang burung walet yang sangat diminati oleh kalangan elit pada masa itu. Penemuan ini tidak hanya meningkatkan status sosialnya tetapi juga membuatnya menjadi salah satu orang paling kaya di Batavia.

Ketika Jonathan membeli tanah di Cileungsi dan Klapanunggal, ia sama sekali tidak menduga bahwa daerah berbukit tersebut akan menjadi sumber penghasilan utamanya. Sarang burung walet, komoditas langka yang bernilai fantastis, ditemukan secara tak disengaja. Di masa kolonial, barang ini merupakan primadona perdagangan global setelah rempah-rempah. Kekayaan baru ini membuka peluang bagi Jonathan untuk terus mengembangkan asetnya. Dia kemudian memperluas kepemilikannya dengan membeli lebih banyak tanah dan merancang strategi investasi jangka panjang untuk anak-anaknya.

Warisan yang Berlanjut Hingga Generasi Ketiga

Setelah Jonathan meninggal, warisan tanah dan harta benda lainnya dibagi rata kepada lima anaknya. Salah satu anaknya, Augustijn Michiels, berhasil mewarisi sebagian besar kekayaan ayahandanya. Ia menjadi tokoh sentral dalam menjaga kelangsungan bisnis keluarga dan bahkan mengembangkan skala usaha menjadi lebih luas.

Augustijn tidak hanya menerima warisan namun juga memiliki visi keuangan yang cemerlang. Dia membeli lebih banyak tanah di wilayah-wilayah strategis seperti Nambo, Cipanas, dan Ciputri, serta menyewakan lahan tersebut kepada petani lokal. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai proyek tambang emas dan properti, yang semakin memperbesar portofolio kekayaan keluarganya. Luas tanah yang dimiliki oleh Augustijn diperkirakan mencapai sekitar 144 ribu hektar, setara dengan seluruh luas Provinsi Utrecht di Belanda. Kekayaan ini akhirnya diteruskan kepada generasi ketiga keluarga Michiels, menjadikannya simbol keberuntungan dan kebijaksanaan finansial yang langgeng.

more stories
See more