Pada hari Jumat, indeks saham utama di Indonesia mengalami penurunan setelah sebelumnya mencatat kenaikan signifikan lebih dari 4%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun hingga lebih dari 1% pada awal perdagangan sesi I. Meskipun demikian, pelemahan tersebut mulai berkurang hingga pukul 09:16 WIB, dengan IHSG menunjukkan penurunan sebesar 0,28% dan berada di posisi 6.236,5. Transaksi pasar juga cukup aktif dengan total nilai transaksi mencapai Rp 1,9 triliun serta volume transaksi sekitar 2,3 miliar lembar saham.
Salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG adalah pengumuman terkait tindakan dagang antara Amerika Serikat dan China. Ketegangan antara kedua negara besar ini telah menyebabkan ketidakpastian global, sehingga mempengaruhi performa pasar keuangan. Pemerintah AS mengancam untuk memberlakukan tarif impor minimum sebesar 145% terhadap produk-produk asal China. Hal ini memperburuk suasana di pasar saham dunia, termasuk Indonesia.
Berbagai sektor industri di pasar modal Tanah Air ikut merasakan dampak negatif dari situasi ini. Sektor konsumer primer menjadi salah satu yang paling terkena imbas, dengan koreksi sebesar 0,95%, diikuti oleh sektor industri yang turun sebesar 0,82%. Selain itu, beberapa saham unggulan juga berkontribusi terhadap penurunan IHSG. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), sebagai salah satu emiten besar, menjadi penekan terbesar dengan kontribusi penurunan sebesar 29,2 indeks poin. Hal ini disebabkan oleh periode ex-dividen yang membuat harga saham BBRI turun secara signifikan.
Selain BBRI, saham-saham lain seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga berperan dalam membebani IHSG. Masing-masing saham tersebut menambah beban penurunan indeks dengan kontribusi sekitar 3,5, 3,3, dan 2,3 indeks poin.
Ketegangan perdagangan global semakin memperburuk kondisi pasar. Komentar Presiden AS Donald Trump tentang rencana menaikkan tarif atas barang-barang dari China menciptakan kekhawatiran baru di kalangan investor. Meskipun ada upaya menenangkan pasar melalui pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, ketidakpastian masih berlanjut dan berdampak buruk pada performa pasar saham global maupun domestik.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, para pelaku pasar harus tetap waspada terhadap perkembangan terbaru dari situasi dagang antara AS dan China. Situasi ini dapat terus mempengaruhi arah pergerakan IHSG dalam waktu dekat. Investor dianjurkan untuk mempertimbangkan strategi investasi mereka dengan cermat agar tetap bisa menjaga stabilitas portofolio mereka di masa mendatang.