Proses negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang ditargetkan selesai dalam waktu 60 hari mendatang diprediksi memberikan dampak positif bagi pasar modal domestik. Kepastian kebijakan ini diharapkan memperkuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang telah menguat 0,6 persen hingga akhir pekan lalu. Para analis memandang bahwa langkah ini dapat menjadi peluang investasi setelah libur panjang Jumat Agung.
Di sisi lain, meskipun ada optimisme terkait hasil negosiasi, para pemain pasar masih cenderung menunggu perkembangan lebih lanjut. Ketidakpastian perdagangan global, khususnya potensi tarif tinggi oleh pemerintah AS, membuat IHSG bergerak dalam fase konsolidasi pada rentang 6.400 hingga 6.500.
Langkah strategis pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan negosiasi dengan AS dalam waktu singkat dinilai sebagai upaya penting guna menjaga stabilitas perdagangan internasional. Hal ini diharapkan memberikan rasa aman kepada investor, baik lokal maupun asing, tentang arah kebijakan ekonomi yang jelas. Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI), Ezaridho Ibnutama, menyampaikan bahwa percepatan proses ini juga akan membuka ruang bagi penguatan IHSG pasca-libur panjang.
Negosiasi bilateral tersebut tidak hanya memberikan keuntungan langsung bagi pasar saham Indonesia, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk melindungi akses perdagangan nasional. Dengan target penyelesaian dalam 60 hari, langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menghadapi tantangan geopolitik global. Terlebih lagi, negara-negara seperti China telah mengalami risiko signifikan akibat ketidakpastian kebijakan tarif dari pemerintahan AS. Oleh karena itu, langkah cepat Indonesia ini sejalan dengan strategi mitigasi risiko yang diterapkan banyak negara di tengah tekanan global. Kesepakatan ini diyakini dapat meningkatkan daya tarik investasi di pasar modal Tanah Air.
Meski adanya harapan positif dari hasil negosiasi Indonesia-AS, sentimen pasar masih didominasi sikap wait and see. Analis di Phintraco Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG akan terus berada dalam fase konsolidasi dalam rentang 6.400 hingga 6.500 pada minggu depan. Ketidakpastian perdagangan global, khususnya terkait hasil final negosiasi tarif, menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan indeks.
Sikap hati-hati ini wajar mengingat pengaruh besar kebijakan perdagangan AS terhadap perekonomian dunia. Meskipun Indonesia berusaha mempercepat proses negosiasi, masih ada kemungkinan munculnya variabel tak terduga yang dapat memengaruhi arah pasar. Fase konsolidasi ini dianggap sebagai momen evaluasi bagi pelaku pasar untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan perkembangan terbaru. Selain itu, analis juga memprediksi bahwa potensi penguatan IHSG bisa terjadi jika ada indikasi jelas kesepakatan antara kedua belah pihak, yang memberikan kepastian baru bagi pelaku pasar global.