Pelatih tim nasional U-17 Indonesia, Nova Arianto, menunjukkan kebijaksanaan taktis dengan mempertahankan starting XI untuk dua pertandingan awal melawan Korea Selatan dan Yaman. Namun, pada laga ketiga melawan Afghanistan, dia melakukan perubahan besar dengan mengganti tujuh pemain. Untuk laga terakhir melawan Korea Utara, Nova kembali ke strategi awalnya, memilih kembali sebagian besar pemain yang dimulai di dua pertandingan pertama. Dengan susunan ini, ia berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat antara para pemain inti dan mendukung performa tim secara keseluruhan.
Dalam ajang Piala Asia U-17 2025, pelatih muda Indonesia, Nova Arianto, membuat keputusan penting dengan mempertimbangkan komposisi tim. Pada pertandingan melawan Korea Utara, ia memutuskan untuk kembali kepada line-up yang sukses digunakan di dua pertandingan pertama grup. Para pemain seperti Muhamad Al Gazani, Mathew Baker, Fabio Azkariawan, Evandra Florasta, Zahaby Gholy, Mochamad Mierza, dan Fadly Alberto Henga dipilih kembali untuk memperkuat tim. Mereka bergabung dengan empat pemain lain yang selalu menjadi starter: Dafa Al Gasemi, I Putu Apriawan, Daniel Alfrido, dan Nazriel Alfaro Syahdan. Lawan mereka, Korea Utara, juga menampilkan formasi yang kokoh dengan Jong Hyon-ju sebagai penjaga gawang dan beberapa nama kuat lainnya seperti Choe Chung-hyok dan Kim Yu-jin.
Di tengah atmosfer kompetitif, Nova memilih strategi ini untuk menjaga kestabilan tim dan meningkatkan kerja sama antar pemain. Keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi cermat terhadap performa sebelumnya dan potensi ancaman dari lawan.
Sebagai hasilnya, susunan pemain Indonesia adalah Dafa Al Gasemi (penjaga gawang), Fabio Azkairawan, Muhammad Al Gazani, Daniel Alfrido, I Putu Panji Apriawan, Mathew Baker, Muhammad Zahaby Gholy, Evandra Florasta, Nazriel Alfaro Syahdan, Mochamad Mierza Fijatullah, dan Fadly Alberto Hengga. Sementara itu, Korea Utara mengandalkan nama-nama seperti Jong Hyon-ju, Choe Chung-hyok, dan Kim Tae-guk.
Permainan ini diperkirakan akan menjadi ujian nyata bagi kedua tim, karena setiap poin sangat berharga dalam persaingan grup yang sengit.
Dari sudut pandang jurnalis, keputusan Nova Arianto menunjukkan pentingnya fleksibilitas dan analisis mendalam dalam manajemen tim sepak bola. Penggunaan kembali starting XI yang terbukti efektif menunjukkan bahwa stabilitas dan pengalaman bersama dapat memberikan keuntungan signifikan. Ini menginspirasi pembaca untuk menyadari bahwa dalam situasi apapun, pengambilan keputusan yang bijak didasarkan pada data dan pengalaman sering kali menjadi kunci kesuksesan. Bagi para pecinta sepak bola, ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya harmoni dan kerja sama tim dalam mencapai tujuan besar.