Sinetron terbaru SCTV, "Cinta di Ujung Sajadah," mengisahkan tentang perjalanan hidup Rindu yang penuh dengan tantangan emosional. Dalam salah satu episodenya, tokoh utama ini menemukan liontin tua yang menyimpan potongan kenangan masa lalunya. Bersama Adi dan keluarganya, Rindu berusaha menjalin kembali hubungan emosional dengan masa kecilnya. Episode ini juga memperlihatkan kompleksitas hubungan antara Fauzan, Alia, Ayu, dan Rindu, serta konflik internal yang melibatkan rasa cemburu dan pengkhianatan. Saat mereka semua mencoba membangun kembali keluarga yang sempurna, muncul kenyataan sulit yang harus dihadapi.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, Rindu menemukan sebuah liontin kuno yang membawa banyak rahasia dari masa lalu. Pada suatu hari yang biasa, saat ia sedang membersihkan barang-barang pribadinya, liontin itu jatuh, mengungkapkan foto usang dirinya bersama ibunya di masa kecil. Dengan hati bercampur aduk, ia berbagi penemuannya kepada Adi, yang kemudian merespons dengan diam saat melihat momen Umi sedang mengepang rambut Ayu. Di sisi lain, Fauzan tertidur di ruang kerjanya, masih dalam panggilan telepon dari Rindu, tanpa menyadari bahwa Alia mengamati interaksi mereka dengan rasa iri yang mendalam.
Masuk ke bulan Mei, tanggal 5 menjadi hari yang sangat penting bagi Rindu. Bukan karena ulang tahunnya, tetapi karena pada hari inilah ia ditemukan sebagai anak hilang. Dengan perasaan haru, Rindu menceritakan kisah tersebut kepada Adi, yang kemudian bertekad untuk membuat tanggal itu berkesan. Mereka pun merencanakan liburan ke vila, tempat di mana Rindu akhirnya menemukan ketenangan. Namun, ketika liontin tua itu terjatuh lagi di vila, Rindu menemukan potret ibunya yang pudar, mengungkapkan lebih banyak rahasia tentang asal-usulnya.
Sementara itu, Ayu merasa kecewa karena Fauzan melupakan makna hari tersebut, sementara Alia berusaha keras untuk mendekatinya kembali. Dalam latar belakang cerita ini, muncul sosok Denny yang diam-diam merencanakan sesuatu yang besar untuk membalas dendam.
Dengan nuansa dramatis yang kuat, sinetron ini menampilkan bagaimana setiap karakter berjuang untuk menemukan identitas dan kedamaian dalam kehidupan yang kadang-kadang tidak adil.
Dari perspektif seorang jurnalis, episode ini mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai keluarga dan pengertian terhadap masa lalu. Setiap orang memiliki kisah yang unik, dan sering kali, untuk menemukan kebahagiaan, kita harus melewati proses penyatuan dengan ingatan masa lalu. Sinetron ini memberikan pelajaran tentang betapa pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam setiap hubungan, baik itu antara pasangan maupun anggota keluarga. Dengan demikian, "Cinta di Ujung Sajadah" bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cerminan dari kehidupan nyata yang kompleks.