Sebuah penemuan arkeologi menarik telah dilakukan di wilayah Bavaria, Jerman, yang mengungkapkan makam seorang anak laki-laki dari abad ke-7. Dengan julukan Pangeran Es dari Mattsies, jasad ini ditemukan dengan berbagai artefak langka seperti pakaian sutra, pedang kecil, dan perhiasan emas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak tersebut berasal dari keluarga bangsawan kaya raya di daerah tersebut.
Metode penggalian unik menggunakan nitrogen cair untuk membekukan struktur makam memungkinkan para ilmuwan menyimpan seluruh isi pemakaman dalam kondisi baik. Analisis anatomi, isotop, dan DNA mengungkapkan usia, asal-usul, serta penyebab kematiannya. Selain itu, barang-barang dalam makamnya mencerminkan status sosial tinggi dan simbol kekuasaan pada masa itu.
Dengan tantangan teknis yang besar, tim arkeologi menerapkan metode pembekuan menggunakan nitrogen cair untuk menjaga integritas makam selama proses penggalian. Teknik ini memungkinkan mereka mengeksplorasi isi makam secara utuh tanpa risiko kerusakan akibat kontaminasi atau paparan udara. Hasilnya, seluruh isi makam dapat dipelajari secara mendalam.
Makam yang tertutup rapat oleh batu-batu besar memberikan kesempatan bagi para ilmuwan untuk mempelajari kondisi fisik jenazah dengan lebih detail. Metode pembekuan yang digunakan memastikan bahwa semua elemen, termasuk serat kain halus hingga buah-buahan kuno, tetap terjaga dalam kondisi sempurna. Proses ini juga memungkinkan pengambilan sampel DNA yang mengungkapkan informasi penting tentang karakteristik genetik sang anak. Analisis anatomi menunjukkan bahwa ia meninggal pada usia sekitar satu setengah tahun karena infeksi telinga kronis. Studi isotop strontium bahkan mengungkapkan bahwa ia lahir dan tumbuh di wilayah tersebut, dengan nutrisi utama berupa ASI ibunya.
Artefak-artefak yang ditemukan dalam makam menjadi bukti nyata akan kedudukan tinggi keluarga sang anak. Barang-barang seperti pakaian sutra, salib emas, baskom perunggu, dan mangkuk kayu hias mengindikasikan status sosial yang sangat istimewa. Hal ini tidak hanya mencerminkan kekayaan keluarganya, tetapi juga hubungan diplomatik yang mungkin dimiliki dengan kekaisaran Bizantium.
Sutra, yang merupakan salah satu bahan paling eksklusif pada masanya, hanya digunakan oleh kalangan elit. Temuan potongan kemeja lengan panjang yang terbuat dari linen dengan hiasan sutra menjadi salah satu penemuan paling menarik. Pengawetan luar biasa dari kain-kain ini didukung oleh lingkungan makam yang tertutup rapat. Selain itu, temuan sisa-sisa buah kemiri, apel, dan pir menunjukkan adanya ritual perjamuan pemakaman yang melibatkan makanan favorit sang anak. Tulang babi yang awalnya salah diidentifikasi sebagai tulang anjing juga menjadi bagian dari tradisi perjamuan tersebut. Lebih lanjut, renovasi dua kali pada bangunan tempat makam ditemukan menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki nilai spiritual yang terus-menerus dihormati selama bertahun-tahun.