Berita
Pengalaman Traumatis Hamdan Ballal: Dari Panggung Oscar ke Penjara Israel
2025-03-26

Sutradara Palestina pemenang Oscar, Hamdan Ballal, menceritakan pengalaman pahitnya saat ditahan oleh pasukan Israel. Meskipun ia baru saja meraih prestasi besar atas dokumenternya "No Other Land," kenyataan di lapangan menunjukkan konflik yang masih berkepanjangan dan brutal. Ballal mengungkapkan bahwa dia menjadi korban penganiayaan fisik oleh seorang pemukim Yahudi dan tentara Israel. Dia menjelaskan bahwa dirinya diperlakukan dengan cara kejam, termasuk dipukuli hingga wajahnya memar dan dipaksa duduk tanpa pandangan selama lebih dari 20 jam.

Konflik ini terjadi di desa Susiya, lokasi yang juga menjadi fokus film dokumenter pemenang Oscar miliknya. Serangan tersebut melibatkan kelompok pemukim Yahudi yang melemparkan batu ke rumah-rumah penduduk Palestina serta merusak properti. Militer Israel turut campur tangan dengan menahan beberapa warga Palestina, termasuk Ballal, meskipun klaim tentang pelanggaran aturan oleh pihak Palestina dibantah oleh sang sutradara.

Penganiayaan Fisik yang Memalukan

Meski telah meraih penghargaan bergengsi di industri perfilman dunia, Hamdan Ballal harus menghadapi perlakuan buruk dari pasukan Israel. Ia mengaku bahwa kepala dan tubuhnya ditendang seperti bola oleh seorang pemukim, lalu ditangkap dan disiksa secara mental dan fisik. Selama penahanannya, dia tidak diberikan hak dasar untuk melindungi diri atau mendapatkan perawatan medis.

Ballal menjelaskan bahwa setiap kali tentara datang untuk menjaga, mereka akan menyerangnya dengan tendangan, tinju, atau menggunakan tongkat. Pengalaman ini membuatnya menyadari bahwa serangan itu bukan hanya kebetulan tetapi tampaknya disengaja karena statusnya sebagai pemenang Oscar. Ketika mendengar kata-kata dalam bahasa Ibrani seperti “Oscar” dan nama sendiri, dia merasa menjadi sasaran spesifik oleh para penjaga. Perlakuan semacam ini mencerminkan betapa kerasnya kondisi hidup bagi warga Palestina di Tepi Barat.

Konflik Desa Susiya dan Dampaknya

Desanya, Susiya, menjadi titik pusat konflik baru-baru ini antara pemukim Yahudi dan penduduk asli. Insiden ini menyoroti ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut, yang juga menjadi tema utama dalam film dokumenter miliknya. Pada malam insiden, pemukim Yahudi masuk ke desa, melemparkan batu ke rumah-rumah dan merusak properti, sebelum pasukan Israel tiba dan menangkap beberapa warga Palestina.

Situasi ini menunjukkan kompleksitas konflik di Tepi Barat, di mana kedua belah pihak saling menyalahkan atas tindakan kekerasan. Pemukim yang dikaitkan dengan serangan, Shem Tov Luski, membantah tuduhan bahwa dia atau tentara memukul Ballal. Sebaliknya, dia menuduh penduduk desa melemparkan batu ke mobilnya. Namun, aktivis lokal dan saksi mata mengungkapkan adanya rekaman video yang menunjukkan kelompok pemukim melakukan kekerasan terhadap warga sipil dan bahkan menyerang kendaraan milik aktivis pro-Palestina. Keterlibatan militer Israel dalam insiden ini menambah kontroversi, karena mereka tidak hanya gagal melindungi warga sipil tetapi juga menahan orang-orang tanpa bukti yang kuat.

more stories
See more