Dalam proses pembuatan film terbarunya, sutradara Joko Anwar mengambil pendekatan unik untuk memilih pemain. Alih-alih menggunakan aktor berpengalaman, ia mencari individu yang mampu merangkul kekhawatiran sosial melalui audisi yang lebih bersifat diskusi daripada wawancara formal. Hal ini menghasilkan kombinasi baru dari para seniman yang membawa perspektif segar tentang tantangan dan dinamika sosial Indonesia saat ini.

Pemilihan Pemain dengan Metode Baru

Di tengah suasana kreatif yang penuh semangat, Joko Anwar memutuskan untuk mendobrak tradisi pemilihan pemain konvensional. Ia mengadakan sesi obrolan santai dengan calon-calon aktor, bukan wawancara formal seperti biasanya. Melalui percakapan yang hangat, ia ingin mengetahui bagaimana pandangan mereka tentang kondisi sosial dan budaya Indonesia belakangan ini. Dengan cara ini, Joko berhasil menemukan talenta-talenta seperti Morgan Oey, Omara Estheglal, Endy Arfian, dan lainnya yang memiliki kesamaan dalam perhatian sosial mereka.

Berlokasi di lingkungan perkotaan, proses seleksi ini dilakukan secara cermat selama beberapa bulan. Hasilnya adalah tim aktor yang tidak hanya memiliki bakat akting tetapi juga jiwa yang peduli pada isu-isu sosial penting.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, inisiatif ini menunjukkan bahwa dunia perfilman Indonesia sedang berkembang menuju era baru, di mana narasi sosial menjadi inti dari setiap karya. Pendekatan Joko Anwar memberikan inspirasi bagi sineas lain untuk lebih terbuka terhadap metode non-tradisional dalam menciptakan karya yang relevan dengan realitas masyarakat.