Rhenald Kasali, yang selama empat tahun terakhir menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Pos (Persero), telah mengumumkan pengundurannya menjelang Lebaran. Keputusan ini diambil karena tugas barunya di sebuah perusahaan swasta internasional. Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, dia juga menyoroti berbagai tantangan yang masih dihadapi oleh PT Pos, termasuk masalah kebijakan logistik nasional, tekanan arus kas, serta transformasi internal yang perlu dipercepat. Menurutnya, meskipun perusahaan telah melakukan sejumlah pembenahan, langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kelangsungan PT Pos sebagai bagian penting dari infrastruktur logistik Indonesia.
Dalam keterangannya, Rhenald menyebut bahwa PT Pos masih memiliki banyak pekerjaan rumah, meski telah mencatat kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan yang berusia 278 tahun ini diibaratkan sebagai "gajah tua" yang sulit beradaptasi dengan cepat. Salah satu kendala utamanya adalah kebijakan logistik Indonesia yang dinilai terlalu liberal. Ini membuat pembuat kebijakan sering kali justru memberikan hukuman kepada PT Pos, bukan dukungan, karena kurangnya pemahaman terhadap struktur bisnis perusahaan.
Sebagai contoh, ketika PT Pos dipercaya untuk menyalurkan bantuan sosial, mereka sering mengalami penundaan pembayaran yang panjang. Hal ini membebani perusahaan dengan biaya ketidakpastian dan bunga tinggi. Selain itu, PT Pos juga pernah menerima sanksi finansial besar, meskipun model bisnisnya bergantung pada sub-kontrak dengan pihak ketiga seperti Garuda, Citilink, Lion Air, dan berbagai perusahaan pelayaran lainnya.
Kendati demikian, Rhenald menekankan pentingnya transformasi mendalam di dalam PT Pos. Salah satu isu krusial adalah beban biaya sumber daya manusia (SDM) dan properti yang sangat besar. Masih ada manajemen lama yang belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan operasional modern sebagai perusahaan logistik. Oleh karena itu, dia menyarankan agar PT Pos didampingi oleh Dewan Komisaris yang tidak hanya ahli dalam logistik tetapi juga memahami analisis keuangan.
Di tengah semua tantangan ini, Rhenald menyerukan agar pemerintah memberikan dukungan penuh kepada PT Pos. Sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki akses ke daerah-daerah terpencil dan perbatasan, PT Pos memiliki peran strategis dalam menjaga integritas negara. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki aset gedung bersejarah yang memerlukan biaya perawatan tinggi.
Pesan Rhenald tentang perlunya pendekatan holistik terhadap PT Pos menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan stakeholders lainnya. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan PT Pos dapat melanjutkan perjalanan panjangnya sebagai pelopor layanan logistik di Indonesia tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangannya.