Pernyataan terbaru dari STY menarik perhatian setelah ia menjabat posisi barunya. Dalam diskusi yang berfokus pada hasil pertandingan antara tim U-17 Korea Selatan dan Indonesia di Piala Asia U-17, STY menegaskan bahwa kekalahan Korsel bukanlah indikator penurunan performa sepak bola negara tersebut. Menurutnya, faktor keberuntungan menjadi salah satu penyebab kekalahan mereka dalam laga tersebut. Dengan nada optimistis, dia menjelaskan bagaimana situasi di lapangan tidak selalu mencerminkan dominasi teknis sebuah tim.
Di sisi lain, STY juga menyoroti keunggulan teknis yang dimiliki oleh tim nasional Korea Selatan. Menurut mantan pelatih ini, standar sepak bola Korsel tetap berada di atas rata-rata jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Dalam wawancaranya, STY menekankan pentingnya melihat lebih jauh dari sekadar hasil akhir sebuah pertandingan. Ia percaya bahwa perkembangan teknis dan strategi yang telah dikembangkan oleh tim Korsel masih relevan hingga saat ini.
Meskipun mengalami kekalahan, sikap positif seperti yang ditunjukkan oleh STY patut diacungi jempol. Pandangan ini mengingatkan kita akan pentingnya sikap objektif dalam menilai prestasi olahraga. Setiap pertandingan adalah pembelajaran, baik untuk pemenang maupun bagi yang kalah. Dengan semangat pantang menyerah dan evaluasi yang tepat, kedua tim dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan sepak bola Asia secara keseluruhan.