Berita
Pernyataan Tegas Erdogan tentang Masjid Al Aqsa dan Dukungan bagi Palestina
2025-04-20

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan posisi tegas negaranya terkait kompleks suci Islam di Masjid Al Aqsa. Dalam pidatonya di ajang internasional, Erdogan menyebut bahwa tempat tersebut adalah garis merah yang tidak bisa disentuh oleh pihak manapun. Selain itu, ia juga meminta Israel untuk menghentikan segala bentuk provokasi terhadap warga Palestina serta menjaga kesucian kompleks Masjid Al Aqsa.

Erdogan menyoroti pentingnya pembelaan atas hak-hak Palestina sebagai upaya mendukung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan global. Ia menggambarkan serangan Israel terhadap Gaza sebagai bentuk kekerasan tanpa ampun yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa, termasuk kelompok rentan seperti anak-anak dan wanita.

Kompleks Suci Masjid Al Aqsa: Garis Merah bagi Turki

Dalam konteks geopolitik Timur Tengah, Masjid Al Aqsa menjadi simbol penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Turki. Pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan, secara tegas menyatakan bahwa kompleks ini harus tetap utuh sebagai milik umat Islam tanpa intervensi dari pihak luar. Dalam pidatonya, Erdogan menekankan bahwa Haram al Sharif, yang mencakup area luas sekitar 144 hektar, hanya boleh dikuasai oleh mereka yang beriman kepada agama Islam.

Selain itu, Erdogan menegaskan bahwa Turki akan terus melindungi integritas Masjid Al Aqsa dan kompleks sekitarnya dengan segala cara. Menurutnya, hal ini bukan sekadar soal agama, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen moral untuk membela nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dengan menyebut Masjid Al Aqsa sebagai garis merah, Erdogan memberikan sinyal kuat bahwa setiap ancaman terhadap tempat suci tersebut akan direspons dengan tindakan konkret dari pemerintahannya.

Dukungan Berkelanjutan bagi Perjuangan Palestina

Berpihak pada perjuangan rakyat Palestina, Turki melalui kepemimpinan Erdogan menunjukkan dukungan yang tak tergoyahkan. Erdogan menyoroti bahwa membela Palestina tidak hanya tentang solidaritas terhadap kelompok tertindas, tetapi lebih dari itu, adalah langkah untuk menjaga perdamaian dan keadilan global. Dalam berbagai kesempatan, Erdogan telah mengutuk keras tindakan Israel yang dinilai melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.

Sejak awal Oktober 2023, konflik di Gaza telah menelan korban jiwa yang sangat tinggi, dengan lebih dari 51.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Erdogan menyebut aksi tersebut sebagai bentuk kekerasan tanpa ampun yang menargetkan kelompok rentan, seperti anak-anak, wanita, dan bayi. Melalui pidato-pidatonya, Erdogan menyerukan agar masyarakat internasional bangkit untuk mengakhiri siklus kekerasan ini dan mendukung upaya diplomasi guna menciptakan perdamaian yang adil bagi kedua belah pihak. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Erdogan dalam menjaga stabilitas di wilayah tersebut sambil terus memperjuangkan hak-hak dasar manusia.

more stories
See more