Pada pembukaan Piala Asia U-17 2025, tim nasional Indonesia akan menghadapi tantangan besar dari Korea Selatan. Laga ini akan berlangsung di Prince Abdullah Al-Faisal Stadium pada Jumat (4/4/2025) pukul 22.00 WIB. Sejak awal keikutsertaan Indonesia dalam turnamen ini, pertemuan dengan Korea Selatan selalu menjadi momen yang signifikan. Dari tiga kali pertemuan sebelumnya, Garuda Muda hanya mampu meraih satu hasil imbang dan dua kali menelan kekalahan telak. Salah satu pertandingan tersebut juga mencatatkan peran penting pemain bintang Korea Selatan, Son Heung-min, saat ia masih berusia muda.
Sejarah mencatat bahwa perseteruan antara Indonesia dan Korea Selatan dalam ajang Piala Asia U-17 telah membawa berbagai cerita dramatis. Pertama kali mereka bertemu pada tahun 1988, di mana Korea Selatan mencatat kemenangan besar dengan skor 7-1. Pertandingan lain yang tak terlupakan adalah pada tahun 2008, ketika pasukan asuhan pelatih Korea Selatan mempermalukan Indonesia dengan skor telak 9-0. Namun, momen yang paling mengesankan bagi penggemar sepak bola adalah ketika Son Heung-min masih bermain untuk tim nasional junior Korea Selatan.
Di tengah tekanan besar dari Korea Selatan, Indonesia tetap menunjukkan semangat juang tinggi meskipun akhirnya harus menyerah. Pada laga Grup B di Tashkent, Uzbekistan, Indonesia sempat bersaing dengan Suriah dan menelan kekalahan tipis 1-2. Di sisi lain, Korea Selatan menunjukkan dominasi dengan mengalahkan India 5-2. Meskipun demikian, performa individu para pemain Indonesia seperti Manahati Lestusen, Muhammad Abduh Lestaluhu, dan Rizky Pellu tidak bisa diabaikan. Sayangnya, upaya mereka tidak cukup untuk melawan serangan balasan dari Son Heung-min dan rekan-rekannya.
Ketika kedua tim kembali bertemu pada edisi mendatang, atmosfer pertandingan diperkirakan akan semakin panas. Para penggemar sepak bola Indonesia tentu berharap bahwa pengalaman buruk di masa lalu dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi baru. Saat itu, Yoewanto Setya Beny sebagai penjaga gawang Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk menghadapi tembakan ganas Son Heung-min, namun tetap gagal menghindari kekalahan besar.
Melihat rekam jejak sejarah, pertandingan antara Indonesia dan Korea Selatan selalu dipenuhi oleh emosi dan drama. Meskipun hasil di masa lalu cenderung tidak menguntungkan bagi Indonesia, pertandingan mendatang diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk membuktikan kemampuan mereka di panggung internasional. Semangat kompetitif dan motivasi untuk menulis ulang sejarah akan menjadi kunci sukses bagi Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia 2025.