Perkembangan teknologi humanoid di China semakin menunjukkan kemajuannya, namun tantangan besar masih harus dihadapi. Lebih dari 20 robot humanoid berpartisipasi dalam ajang lari setengah maraton unik yang diselenggarakan di ibu kota Beijing akhir pekan lalu. Meskipun gagasan perlombaan ini mungkin mengingatkan pada skenario fiksi ilmiah, para peserta robot justru membuktikan bahwa mereka belum siap untuk bersaing dengan manusia dalam ujian daya tahan dan kecepatan. Ajang ini menjadi platform bagi para insinyur untuk menunjukkan kemajuan teknologi lokal.

Inovasi teknologi humanoid di China tidak hanya mencerminkan eksplorasi ilmu pengetahuan tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional. Dokumen kebijakan tahun 2023 dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok menjadikan industri robotika sebagai prioritas utama, dengan target pencapaian produksi massal serta rantai pasokan yang stabil hingga tahun 2025. Dalam beberapa bulan terakhir, video demonstrasi kemampuan robot humanoid China telah mencuri perhatian di dunia maya, memperlihatkan gerakan seperti bersepeda dan melakukan tendangan akrobatik. Media resmi bahkan sering kali menyebutnya sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Pertandingan ini memberikan harapan baru tentang potensi kerja sama antara manusia dan mesin. Meskipun robot-robot humanoid belum bisa menandingi keunggulan manusia dalam bidang atletik, mereka menunjukkan perkembangan signifikan dalam teknologi. Perlombaan ini sekaligus mengingatkan kita bahwa inovasi teknologi harus selalu diarahkan menuju tujuan yang bermanfaat bagi umat manusia. Dengan pendekatan yang bertanggung jawab, teknologi buatan manusia dapat menjadi alat yang mendukung kemajuan sosial tanpa mengancam integritas kehidupan kita.