Warna mata manusia memiliki variasi yang menarik, namun tidak semua warna sama populernya. Menurut penelitian dari berbagai sumber ilmiah, beberapa warna mata jauh lebih langka daripada yang lain. Penelitian oleh American Academy of Ophthalmology mengungkapkan bahwa hijau adalah salah satu warna mata paling langka, hanya dimiliki sekitar 9% populasi dunia. Sementara itu, warna abu-abu ternyata lebih jarang lagi, dengan jumlah kurang dari 1%. Fakta ini menunjukkan betapa uniknya setiap individu dalam hal genetika.
Penelitian lain menunjukkan bahwa distribusi warna mata juga bervariasi sesuai wilayah geografis. Misalnya, warna abu-abu sering ditemukan pada orang-orang Eropa Utara dan Timur, sedangkan warna hijau umum terlihat pada masyarakat Islandia dan Irlandia. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang warna-warna mata langka dan sebaran geografisnya di seluruh dunia.
Berdasarkan penelitian, warna mata seperti abu-abu dan hijau termasuk dalam kategori yang sangat langka. Hanya sebagian kecil populasi dunia yang memiliki warna tersebut. Selain itu, kondisi medis tertentu, seperti albinisme, dapat menyebabkan fenomena unik pada warna mata. Hal ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana genetika memengaruhi warna mata.
Dalam studi yang dilakukan oleh American Academy of Ophthalmology, disebutkan bahwa warna hijau hanya ditemukan pada sekitar 9% populasi global. Sedangkan warna abu-abu bahkan lebih jarang, hanya dimiliki oleh kurang dari 1%. Fenomena ini dijelaskan melalui kombinasi faktor genetik yang kompleks. Albinisme, sebagai contoh, merupakan kondisi yang mempengaruhi pigmen mata sehingga membuat iris tampak transparan atau merah muda. Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa warna mata bukan hanya ditentukan oleh satu gen, tetapi hasil interaksi banyak gen yang berbeda. Ini menjelaskan mengapa beberapa warna mata begitu langka dibandingkan yang lain.
Tidak hanya frekuensi, distribusi warna mata langka juga dipengaruhi oleh lokasi geografis. Orang-orang dari daerah tertentu cenderung memiliki karakteristik warna mata yang spesifik. Misalnya, penduduk Eropa Utara dan Timur sering memiliki warna abu-abu, sementara masyarakat Islandia dan Irlandia memiliki prevalensi tinggi untuk warna hijau.
Penelitian oleh A-Z Animal menunjukkan bahwa warna mata biru lebih umum ditemukan di negara-negara Skandinavia seperti Denmark, Estonia, dan Swedia. Sebaliknya, warna mata cokelat mendominasi populasi di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan etnis Hispanik. Variasi ini dipengaruhi oleh evolusi genetik yang terjadi selama ribuan tahun. Dengan kata lain, faktor geografis dan historis berperan penting dalam menentukan pola warna mata di berbagai belahan dunia. Sebagai contoh, lingkungan panas di Afrika mendorong pengembangan warna mata cokelat yang lebih pekat, sementara iklim dingin di Eropa Utara memungkinkan variasi warna seperti biru dan abu-abu berkembang. Studi ini menunjukkan bahwa warisan genetik dan adaptasi lingkungan saling berkaitan dalam membentuk keberagaman warna mata manusia.