Kopi liberika, meskipun kurang dikenal dibandingkan arabika dan robusta, memiliki karakteristik rasa serta sejarah yang menarik. Jenis kopi ini menempati posisi ketiga dalam popularitas di dunia secara komersial. Rasanya yang kompleks dan aroma buahnya yang autentik menjadikan kopi ini pilihan unik bagi pecinta kopi. Selain itu, jejak perjalanan biji kopi ini dari Afrika hingga Asia Tenggara memberikan dimensi historis yang menarik untuk dipelajari.
Liberika juga memiliki ciri fisik yang membedakannya dari jenis kopi lainnya. Dengan ukuran biji yang lebih besar dan bentuk asimetris, kopi ini tumbuh pada pohon yang dapat mencapai ketinggian 60 kaki. Budidaya dan panennya dilakukan secara manual dengan perhatian detail, menjadikan produk ini langka namun tetap kompetitif di pasar global.
Jenis kopi liberika telah melalui perjalanan panjang sejak pertama kali ditanam di Filipina pada tahun 1876. Meskipun berasal dari Liberia, Afrika Barat, kopi ini tersebar ke berbagai belahan dunia melalui jalur perdagangan dan budaya. Wabah penyakit karat daun pada abad ke-19 sempat membuat produksi arabika turun drastis, sehingga Filipina menjadi salah satu penghasil utama kopi dunia saat itu.
Sejarah liberika tidak hanya tentang penyebaran geografis, tetapi juga tentang bagaimana kopi ini bertahan di tengah tantangan. Pada awalnya, benih liberika diduga dibawa dari Liberia ke Ethiopia lalu ke Timur Tengah sebelum akhirnya tiba di Asia Tenggara. Para musafir Muslim diyakini membantu menyebarkan biji kopi ini melalui jalur ziarah mereka. Meskipun sempat menghilang dari perhatian pasar Amerika Serikat, minat terhadap liberika mulai meningkat lagi sejak 1995, walaupun tetap termasuk langka di pasar internasional.
Rasa kopi liberika sangat berbeda dari jenis kopi lainnya. Profil rasanya sering dikaitkan dengan aroma kayu dan asap, disertai dengan kekuatan pahit yang signifikan. Banyak orang yang menyukai kopi ini karena kombinasinya yang bisa disesuaikan dengan susu untuk mengimbangi rasa kuat tersebut. Secara alami, rasa liberika mirip dengan buah nangka, sementara proses pencucian (washed) dapat menonjolkan aroma buah dan bunga seperti varietas excelsa.
Berbeda dari arabika dan robusta, kopi liberika memiliki ciri fisik yang unik. Ukuran bijinya lebih besar dengan bentuk yang tidak simetris, serta kandungan kafein yang lebih rendah. Pohon kopi ini bisa tumbuh hingga ketinggian 18 meter, sehingga panen harus dilakukan secara manual. Kondisi ini menjadikan liberika sering dibudidayakan di lahan keluarga kecil dengan perawatan intensif. Meskipun hasil panennya lebih sedikit, harga jualnya tetap bersaing berkat kelangkaannya di pasar global.