Gaya Hidup
Ratu Shima: Simbol Kekuasaan dan Kejayaan Kerajaan Kalingga
2025-04-12

Pada abad ke-7, seorang wanita bernama Ratu Shima berhasil memimpin Kerajaan Kalingga menuju masa keemasannya. Putri dari seorang agamawan Hindu, ia dilahirkan di Sumatera Selatan pada tahun 611 Masehi. Setelah menikah dengan Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga, ia pindah ke Jepara dan akhirnya menjadi penguasa tunggal setelah suaminya meninggal dunia pada tahun 678 Masehi. Dengan kepemimpinannya, pelabuhan Jepara berkembang pesat sebagai pusat perdagangan internasional, bahkan menjalin hubungan dagang dengan Dinasti Tang dari Tiongkok. Tak hanya itu, masyarakat Kalingga juga dikenal sangat maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan agama.

Perjalanan Sejarah Ratu Shima dan Keninggan Kekuasaannya

Dalam era yang dipenuhi warna-warni budaya, Ratu Shima tumbuh di lingkungan keluarga religius di Sumatera Selatan. Pada usia muda, ia hijrah ke Jawa setelah pernikahannya dengan Kartikeyasinga, pemimpin Kerajaan Kalingga. Saat suaminya naik tahta pada tahun 648 Masehi, posisi Ratu Shima semakin kuat hingga akhirnya ia mengambil alih kekuasaan sepenuhnya setelah kematian sang raja pada tahun 678 Masehi. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Kalingga mencapai kemakmuran yang luar biasa, terutama dalam perdagangan. Pelabuhan Jepara menjadi titik pertemuan pedagang dari berbagai daerah, termasuk Tiongkok, yang membawa barang-barang langka dan komoditas seperti garam, yang menjadi andalan ekspor Kalingga.

Selain itu, Ratu Shima dikenal karena ketegasannya dalam menegakkan hukum. Salah satu cerita legendaris adalah saat ia memberikan hukuman kepada putranya sendiri, Pangeran Narayana, karena menyentuh karung emas yang disengaja diletakkan untuk ujian integritas. Meskipun awalnya dijatuhi hukuman mati, hukuman tersebut dikurangi menjadi pemotongan kaki sebagai bentuk pengajaran bagi warganya tentang pentingnya kejujuran.

Kehidupan Ratu Shima berakhir pada tahun 695 Masehi, namun warisan yang ia tinggalkan tetap hidup dalam sejarah. Kerajaan Kalingga runtuh beberapa dekade kemudian pada tahun 752 Masehi, tetapi jejak kebijaksanaannya masih tercatat dalam sejarah Nusantara.

Berkaca dari perjalanan hidup Ratu Shima, kita dapat belajar betapa pentingnya kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Ia menunjukkan bahwa integritas dan keberanian adalah kunci keberhasilan, baik dalam menghadapi tantangan internal maupun eksternal. Inspirasi ini relevan hingga hari ini, di mana nilai-nilai tersebut tetap dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.

more stories
See more