Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat Indonesia telah disibukkan dengan fenomena tagar #KaburAjaDulu yang melanda media sosial. Gerakan ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kondisi ekonomi dan pemerintahan di dalam negeri. Banyak warga yang merasa bahwa biaya hidup yang semakin tinggi serta kekecewaan terhadap pemerintah mendorong mereka untuk mempertimbangkan pindah ke luar negeri demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu destinasi utama adalah Eropa, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang di bidang teknologi informasi.
Pada musim gugur yang indah, banyak orang di Jakarta mulai mempertimbangkan langkah baru dalam hidup mereka. Berdasarkan data dari Eurostat pada tahun 2024, sebanyak 57,5% perusahaan di Uni Eropa mengalami kesulitan dalam merekrut spesialis IT yang dibutuhkan. Kesenjangan antara permintaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan riil telah meningkat hingga 20% selama sepuluh tahun terakhir. Perusahaan besar khususnya menghadapi tantangan ini, dengan 68% di antaranya tidak dapat mengisi semua posisi spesialis IT mereka.
Negara-negara seperti Jerman, Republik Ceko, Malta, Austria, dan Luksemburg menjadi tujuan potensial bagi para profesional IT. Di sana, setidaknya 65% bisnis mengalami kekurangan tenaga kerja di sektor ini. Angka ini bahkan lebih tinggi untuk perusahaan besar, dengan 84% di Malta, 80% di Jerman, dan 79% di Republik Ceko mengalami kesulitan serupa.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan kesulitan perekrutan termasuk kurangnya aplikasi, kualifikasi dan pengalaman yang tidak memadai, serta ekspektasi gaji yang tinggi. Namun, upah di sektor IT secara konsisten melebihi rata-rata upah di Eropa, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 0,24%, lebih tinggi dibandingkan sektor lain yang hanya 0,20%.
Bagi para profesional IT, situasi ini menawarkan peluang emas untuk memperluas cakrawala karier mereka di luar negeri. Fenomena #KaburAjaDulu bukan hanya mencerminkan ketidakpuasan, tetapi juga dorongan kuat untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan memanfaatkan peluang global yang ada.
Sebagai penulis, saya melihat bahwa fenomena ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam dunia kerja. Meskipun tantangan di dalam negeri tampak berat, peluang di luar negeri bisa menjadi jalan alternatif bagi mereka yang siap mengambil risiko dan berani mengejar impian. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan dan kompetitif di pasar global.