Ratna Sari Dewi, mantan istri kelima Presiden Indonesia Soekarno, menjadi sorotan setelah memutuskan melepas status Warga Negara Indonesia (WNI) demi mendirikan partai politik di Jepang. Partai tersebut, bernama Heiwa 12, berfokus pada kesejahteraan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Ratna, yang sekarang menjadi Warga Negara Jepang, juga berencana mencalonkan diri sebagai anggota Majelis Tinggi Parlemen Jepang. Keputusan ini menandai perjalanan hidupnya yang unik, mulai dari pertemuan pertamanya dengan Soekarno di Jepang hingga kehidupannya yang mewah di berbagai negara.
Ratna Sari Dewi, dikenal sebelumnya sebagai Naoko Nemoto, memiliki hubungan penting dengan sejarah Indonesia melalui pernikahannya dengan Soekarno. Pada tahun 1959, Soekarno bertemu dengan Naoko saat mengunjungi Jepang. Interaksi singkat itu membawa mereka bersama, dan tiga bulan kemudian, Soekarno mengundang Naoko ke Indonesia. Pernikahan mereka terjadi pada 3 Maret 1962, dan Naoko berganti nama menjadi Ratna Sari Dewi serta mengubah agamanya menjadi Islam. Meskipun pernikahan mereka hanya bertahan sampai tahun 1970, Ratna tetap memiliki tempat istimewa dalam hati Soekarno, yang menyatakan bahwa dia harus dikuburkan di samping makamnya.
Berikut perceraian, Ratna menjalani gaya hidup mewah di berbagai negara, termasuk Prancis, Swiss, Amerika Serikat, dan kembali ke Jepang. Dia sering tinggal di apartemen mewah dan bergaul dengan orang-orang kaya. Selain itu, Ratna bekerja di bidang bisnis konstruksi dan peralatan berat. Dia juga membawa putrinya, Kartika Sari Dewi, selama pengembaraannya. Setelah dewasa, Kartika menikah dengan Fritz Frederic dan memiliki anak bernama Frederik Kiran Soekarno pada tahun 2006.
Pada tahun 2008, Ratna memutuskan untuk menetap di Jepang. Tujuh belas tahun kemudian, dia melepas status WNI setelah 63 tahun menjadi warga negara Indonesia. Keputusan ini memungkinkan Ratna mendirikan partai politik di Jepang, yang membutuhkan pendiri berstatus Warga Negara Jepang. Dengan langkah ini, Ratna menunjukkan komitmennya terhadap tujuan baru di tanah air asalnya.
Kehidupan Ratna Sari Dewi telah melalui berbagai fase, dari menjadi istri presiden hingga mendirikan partai politik di Jepang. Perjalanan hidupnya mencerminkan adaptasi dan dedikasi terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan melepas status WNI, Ratna membuka bab baru dalam hidupnya, mengejar mimpi baru di Jepang.