Dalam babak ini, setiap pertandingan berlangsung dengan intensitas tinggi. Beberapa tim berhasil membalikkan keadaan, sementara yang lain harus puas dengan nasib kurang beruntung meskipun tampil impresif. Mari kita ulas lebih dalam hasil-hasil yang menentukan jalannya kompetisi.
Lazio sukses melaju ke babak selanjutnya dengan skor agregat 3-2 atas Viktoria Plzen. Meskipun kedua tim saling bertukar gol pada leg kedua di Stadion Olimpico, performa solid pasukan Maurizio Sarri akhirnya menentukan nasib mereka. Gol dari Felipe Anderson memberikan keunggulan tipis bagi Lazio, sementara reaksi cepat Plzen lewat Jan Kopic tidak cukup untuk menyelamatkan mereka dari eliminasi.
Faktor strategi jelas terlihat dalam pertandingan ini. Lazio mampu menjaga ritme permainan meskipun tekanan meningkat di akhir babak. Para pemain menunjukkan ketahanan fisik serta mental yang sangat dibutuhkan dalam ajang seperti Liga Eropa. Selain itu, kontribusi signifikan dari lini belakang juga turut membantu Lazio meredam serangan balik lawan.
Kekalahan Olympiakos Piraeus dengan agregat 2-4 dari Bodo/Glimt menjadi salah satu kejutan terbesar di babak ini. Walaupun unggul 2-1 di leg pertama, tim Yunani gagal mempertahankan posisi mereka di markas sendiri. Performa gemilang para pemain muda Bodo/Glimt, termasuk Erik Botheim, membuat lawan kesulitan menciptakan peluang nyata.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya faktor psikologis dalam pertandingan level tinggi. Olympiakos tampak kehilangan fokus saat tertinggal di babak kedua, sementara Bodo/Glimt tetap tenang dan efektif dalam mengeksekusi strategi. Ini menjadi pembelajaran berharga bahwa setiap kesalahan bisa berakibat fatal di kancah internasional.
Mungkin salah satu hasil paling tak terduga adalah dominasi Eintracht Frankfurt atas Ajax Amsterdam. Dengan skor 4-1 di leg kedua, tim Jerman menunjukkan kemampuan ofensif yang luar biasa. Randal Kolo Muani dan rekan-rekannya mencetak gol demi gol, sementara pertahanan Ajax tampak rapuh di bawah tekanan.
Keberhasilan ini bukan hanya soal talenta individu, namun juga kolaborasi tim yang sempurna. Manajer Oliver Glasner menerapkan formasi yang cocok untuk menghadapi gaya permainan Ajax, yaitu pressing tinggi dan transisi cepat. Hasilnya, Frankfurt berhasil mematahkan dominasi tradisional klub Belanda di panggung Eropa.
Di San Mames Barria, Athletic Bilbao mengalahkan AS Roma dengan skor agregat 4-3, menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Meski tertinggal di leg pertama, Bilbao bangkit di leg kedua dengan tiga gol tanpa balasan. Performa apik Iker Muniain dan Inaki Williams menjadi kunci keberhasilan mereka.
Strategi yang diterapkan Marcelino Garcia Toral sangat sesuai dengan kondisi pertandingan. Tim Basque menggunakan pendekatan fisik dan taktis yang membuat Roma kesulitan mengendalikan bola. Ini menunjukkan bahwa motivasi dan kerja keras dapat mengimbangi nama besar di dunia sepak bola.
Pertemuan antara Tottenham Hotspur dan AZ Alkmaar menghasilkan skor 3-1 di leg kedua, memastikan Spurs lolos ke perempat final dengan agregat 3-2. Harry Kane dan Son Heung-min sekali lagi menjadi andalan tim asuhan Antonio Conte. Mereka mampu memanfaatkan ruang kosong di lini tengah lawan dengan sangat baik.
Kemenangan ini menunjukkan bahwa Tottenham telah berkembang pesat sebagai tim yang kompetitif di tingkat Eropa. Conte berhasil menciptakan dinamika baru dalam permainan tim, dengan fokus pada kontrol bola dan presiensi passing. Ini menjadi modal penting bagi mereka di fase-fase berikutnya.
Salah satu pertandingan paling satu arah datang dari Lyon versus FCSB. Dengan skor agregat 7-1, Lyon menunjukkan dominasi total atas rival dari Rumania. Bruno Guimaraes dan Moussa Dembele menjadi tokoh utama dalam kemenangan ini, menciptakan peluang setelah peluang bagi Lyon.
Pertandingan ini juga menyoroti pentingnya persiapan taktis. Lyon memanfaatkan kelemahan pertahanan FCSB dengan sangat baik, sementara lini tengah mereka bekerja secara efisien dalam mengontrol tempo permainan. Ini menjadi contoh bagaimana sebuah tim bisa mendominasi jika segala elemen berjalan sesuai rencana.
Manchester United menunjukkan kebangkitan mereka di Liga Eropa dengan mengalahkan Real Sociedad dengan skor agregat 5-2. Di Old Trafford, Setan Merah tampil impresif dengan empat gol tanpa balasan, menunjukkan bahwa mereka siap bersaing di tingkat tertinggi. Jadon Sancho dan Marcus Rashford menjadi bintang dalam kemenangan ini.
Performa Manchester United menunjukkan bahwa mereka telah menemukan formula yang tepat di bawah asuhan Erik ten Hag. Tim ini mampu mengombinasikan kecepatan, kekuatan fisik, dan kreativitas dalam setiap serangan mereka. Ini menjadi indikator kuat bahwa United memiliki potensi untuk melangkah jauh di kompetisi ini.
Pertandingan Rangers versus Fenerbahce berakhir imbang 0-0 di waktu normal dan tambahan waktu, namun Fenerbahce keluar sebagai pemenang setelah menang adu penalti 3-2. Pertandingan ini dipenuhi dengan tensi tinggi dan duel keras antara kedua tim. Meskipun Rangers lebih dominan dalam penguasaan bola, keberuntungan tampaknya berpihak pada Fenerbahce di momen genting.
Adapun adu penalti, ini menjadi ujian mental yang sulit bagi kedua tim. Fenerbahce menunjukkan ketenangan yang luar biasa saat eksekusi penalti, sementara Rangers tampak cemas dan tidak bisa memaksimalkan peluang mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mentalitas kuat sangatlah penting dalam situasi seperti ini.