Pemahaman tentang asal-usul Idulfitri sangatlah penting bagi umat Islam. Hari raya ini memiliki kaitan erat dengan bulan Ramadan serta Perang Badar, yang menjadi momen bersejarah dalam perjalanan agama Islam. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana Idulfitri lahir sebagai bentuk penghargaan Allah atas kemenangan spiritual dan fisik kaum Muslimin.
Kemenangan Perang Badar yang terjadi pada hari ke-17 Ramadan membawa dampak besar bagi masyarakat Muslim Madinah. Dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit, kemenangan luar biasa tersebut menjadi simbol kekuatan iman. Setelah perang selesai, Nabi Muhammad Saw. memimpin sholat pertama Idulfitri, yang kemudian menjadi tradisi hingga saat ini.
Perang Badar menjadi titik balik dalam sejarah Islam. Pertempuran ini terjadi ketika kaum Muslimin menghadapi musuh yang jauh lebih kuat secara numerik. Namun, melalui keyakinan yang kokoh, mereka berhasil menang dengan bantuan wahyu Tuhan. Kemenangan ini tidak hanya membawa kemenangan fisik, tetapi juga menjadi landasan untuk merayakan Idulfitri.
Pada tahun-tahun awal penyebaran Islam, kaum Quraisy di Mekkah melakukan blokade perdagangan terhadap kaum Muslim di Madinah. Tindakan ini menciptakan situasi konflik yang tak terhindarkan. Pada tanggal 8 Ramadan, pasukan musuh yang berjumlah seribu orang mulai menyerang. Namun, dengan didampingi para sahabat seperti Hamzah, Umar, Ali, dan Ubaidah, Nabi Muhammad Saw. memimpin pasukan sebanyak tiga ratus orang menuju tempat pertempuran di Badar. Meskipun cemas, Nabi tetap teguh setelah turunnya ayat Al-Anfal (65) yang memperkuat semangat pasukan Muslimin. Hasilnya, kemenangan diraih dalam waktu singkat, meskipun dengan beberapa luka di tubuh Rasulullah dan para sahabatnya. Setelah itu, mereka melaksanakan sholat pertama Idulfitri sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab sudah memiliki dua hari raya utama, yaitu Nairuz dan Mahrajan, yang diadopsi dari budaya Persia. Kedua hari raya ini sering kali dirayakan dengan pesta pora yang mewah. Namun, setelah ajaran Islam datang, kedua hari raya tersebut diganti dengan Idulfitri dan Iduladha sebagai bentuk penyucian nilai-nilai agama.
Hadis Nabi Muhammad Saw. menyebutkan bahwa Allah telah memberikan dua hari raya yang lebih baik, yakni Idulfitri dan Iduladha. Hari raya pertama Idulfitri dirayakan setelah kemenangan Perang Badar, di mana kaum Muslimin merasakan kemenangan ganda: kemenangan spiritual melalui pelaksanaan ibadah puasa selama satu bulan penuh, serta kemenangan fisik dalam pertempuran. Narasi antara keduanya menciptakan makna mendalam tentang kemenangan; bukan hanya dalam konteks material, tetapi juga dalam pencapaian spiritualitas kolektif.