Bola
Kegagalan Rehan/Gloria di All England 2025: Pembelajaran Berharga bagi Pasangan Ganda Campuran Indonesia
2025-03-14

Pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto dan Gloria Emanuelle Widjaja, harus menutup langkah mereka di ajang bergengsi All England 2025. Dalam pertandingan perempat final yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pasangan ini dikalahkan oleh wakil China, Feng Yan Zhe/Wei Ya Xin. Kekalahan ini tidak hanya menjadi pengalaman berharga tetapi juga mencerminkan kerja keras mereka dalam menghadapi tantangan fisik dan mental sepanjang turnamen.

Perjalanan Menuju Perempat Final dan Pertarungan Sengit

Dalam sebuah malam penuh emosi di Utilita Arena Birmingham pada Jumat (14/3) malam WIB, pasangan Indonesia harus mengakui keunggulan pasangan China dengan skor akhir 10-21 dan 14-21. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, Rehan dan Gloria menunjukkan sikap sportifitas tinggi setelah pertandingan berakhir. Rehan menyampaikan rasa syukur atas penampilan mereka meski tidak sepenuhnya memuaskan ekspektasi.

Gloria, di sisi lain, mengungkapkan kesulitan dalam mengontrol emosinya selama pertandingan. Ia menjelaskan bahwa kondisi fisik yang menurun selama tiga minggu terakhir menjadi salah satu faktor penyebab performa yang kurang maksimal. Namun, ia juga mengakui bahwa ada peluang untuk bangkit dan memberikan perlawanan lebih kuat. Sayangnya, usaha tersebut belum cukup untuk mengubah jalannya pertandingan.

Pasangan ini sebelumnya telah menunjukkan performa luar biasa di German Open dan Orleans Masters, di mana mereka berhasil mencapai babak final. Prestasi tersebut membuktikan bahwa Rehan/Gloria memiliki potensi besar, namun persaingan ketat di All England menjadi ujian tersendiri bagi mereka.

Saat ditanya tentang lawan mereka dari China, Gloria mengungkapkan bahwa Feng/Wei adalah pasangan baru yang menunjukkan perkembangan signifikan dalam pola permainan. "Mereka sulit ditebak dan memiliki strategi yang efektif," tambahnya.

Berbicara tentang konteks lebih luas, prestasi rekan-rekan satu tim seperti Fajar Alfian/Rian Ardianto yang mempertahankan gelar ganda putra serta Jonathan Christie yang meraih trofi tunggal putra di All England, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki posisi kuat di kancah bulutangkis internasional.

Sebagai catatan, All England merupakan salah satu turnamen bulutangkis tertua dan paling bergengsi di dunia, sehingga setiap partisipasi menjadi pembelajaran penting bagi para atlet.

Dari sudut pandang jurnalis, kisah perjalanan Rehan/Gloria di All England 2025 memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya manajemen emosi dan pemulihan fisik dalam kompetisi tingkat tinggi. Selain itu, keberanian mereka untuk menerima kekalahan dengan lapang dada patut dijadikan teladan bagi atlet lainnya.

Dari perspektif pembaca, cerita ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kegagalan terdapat peluang untuk belajar dan berkembang. Keberhasilan bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bangkit dari tantangan dan melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya.

More Stories
see more