Gaya Hidup
Kenaikan Drastis Harga Kakao Mengancam Industri Cokelat
2025-02-14

Pada perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day, cokelat dan bunga menjadi simbol utama. Namun, jelang momen ini, harga bahan baku cokelat atau kakao diperkirakan mengalami kenaikan signifikan hingga 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berdampak langsung pada harga cokelat yang biasa dijadikan hadiah. Para analis memperkirakan bahwa peningkatan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk kondisi cuaca dan produksi global yang menurun.

Situasi iklim yang tidak menentu di Afrika Barat telah mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao secara signifikan. Sejak awal 2024, cuaca ekstrem dan penyakit tanaman menyebabkan defisit pasokan kakao yang mencapai rekor tertinggi dalam 60 tahun. David Branch dari Wells Fargo Agri-Food Institute menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi diikuti oleh musim kemarau panjang telah menekan produksi. Akibatnya, harga kakao melonjak hingga mencapai US$13.000 per metrik ton pada Desember 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan awal tahun tersebut.

Afrika Barat, terutama Pantai Gading dan Ghana, merupakan produsen kakao terbesar dunia dengan kontribusi hingga 80%. Namun, tekanan lingkungan dan perubahan iklim telah mengganggu rantai pasokan. Kondisi ini mendorong produsen cokelat seperti Hershey dan Lindt & Sprüngli untuk menyesuaikan harga produk mereka guna mengimbangi biaya produksi yang meningkat. Peningkatan harga ini juga tercermin dalam indeks harga produsen, yang menunjukkan inflasi hampir lima kali lipat dibandingkan periode sebelumnya.

Para ahli memprediksi bahwa situasi ini akan berlanjut ke tahun 2025, dengan potensi inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri cokelat. Konsumen harus bersiap menghadapi harga cokelat yang lebih mahal saat merayakan Hari Kasih Sayang maupun acara lainnya. Dengan demikian, tantangan utama bagi produsen adalah bagaimana mempertahankan kualitas produk sambil mengatasi kenaikan biaya bahan baku.

More Stories
see more