Perselisihan antara Fuji dengan pihak lainnya mencuri perhatian publik. Pria ini mengungkapkan kekecewaannya akibat minimnya komunikasi dari pihak terkait, bahkan kontak mereka sengaja diubah agar sulit dijangkau. Setelah berulang kali mencoba menyelesaikan masalah secara damai tanpa hasil, Fuji memutuskan untuk menggunakan jalur hukum sebagai langkah terakhir. Dalam keterangannya, Fuji menyebut adanya dugaan keterlibatan beberapa pihak dalam situasi ini, termasuk mantan manajernya.

Situasi ini bermula ketika Fuji merasa dirugikan oleh tindakan pihak tertentu yang tidak hanya menghindari komunikasi tetapi juga melakukan perubahan kontak demi menghalangi akses. “Kami sudah berusaha menjalin hubungan baik, namun upaya tersebut sia-sia karena mereka selalu menghindar,” ungkap Fuji dengan nada kecewa. Menurutnya, hal ini bukanlah masalah baru, melainkan lanjutan dari sebuah konflik sebelumnya.

Lebih jauh, Fuji menduga bahwa kasus ini melibatkan lebih dari satu individu. Ia meyakini bahwa mantan manajernya serta pihak ketiga turut berperan dalam insiden ini. "Saya mengetahui bahwa pihak-pihak brand telah membayar lunas sesuai kesepakatan awal. Saya pun telah melaksanakan tugas saya dengan baik, seperti mengunggah materi promosi," tuturnya. Namun, meskipun tanggung jawab Fuji telah dipenuhi, pihak lain tampaknya mengabaikan etika profesionalitas.

Dalam situasi ini, Fuji merasa tidak memiliki pilihan lain selain mengambil tindakan hukum. Ia berharap bahwa langkah ini dapat memberikan solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Keputusan Fuji menjadi bukti nyata tentang pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dalam dunia bisnis modern.

Melalui langkah hukum ini, Fuji berharap mampu menemukan keadilan dan mengakhiri siklus frustrasi yang dialaminya. Meskipun tantangan besar menghadang, ia yakin bahwa proses hukum akan memberikan penyelesaian yang layak atas konflik ini. Dengan demikian, Fuji menunjukkan contoh bagaimana integritas dan keberanian dapat menjadi senjata utama dalam menghadapi ketidakadilan.