Upaya militer skala besar dilakukan pasukan Beijing untuk menunjukkan kemampuan pertahanan dan ofensifnya. Latihan yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan berbagai armada canggih dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Menurut laporan resmi, latihan bernama "Strait Thunder" tersebut dirancang untuk meningkatkan siaga operasional terhadap potensi ancaman di wilayah strategis tersebut. Komando Teater Timur (ETC) memimpin serangkaian simulasi taktik yang mencakup identifikasi target hingga intersepsi.
Kapal induk Shandong menjadi pusat perhatian dalam latihan ini. Dilengkapi dengan pesawat tempur Shenyang J-15, kapal produksi lokal ini menunjukkan kecanggihan teknologi militer modern China. Pesawat-pesawat tersebut melakukan manuver udara sebagai bagian dari simulasi operasi gabungan. Selain itu, video tambahan mengungkapkan penggunaan sistem peluncur roket untuk latihan tembak langsung, yang menegaskan kesiapan senjata darat untuk mengamankan garis pantai jika situasi eskalasi terjadi.
Persiapan komprehensif oleh PLA menunjukkan komitmen mereka terhadap stabilitas regional meskipun konteks geopolitik tetap penuh ketegangan. Melalui latihan ini, China tidak hanya mengukur kapasitas operasionalnya tetapi juga menyampaikan pesan kuat kepada dunia tentang pentingnya menjaga kedaulatan nasional secara damai. Dengan pendekatan strategis seperti ini, harapan akan terwujudnya perdamaian global semakin diperkuat melalui dialog dan kerja sama lintas negara.