Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, menegaskan bahwa Israel harus dihapuskan sebagai satu-satunya kekuatan proksi di wilayah tersebut. Dalam pidatonya yang disampaikan pada hari Senin setelah memimpin salat Idul Fitri di Teheran, dia menyebut rezim Zionis sebagai pelaku invasi atas nama kolonialisme global. Ayatollah juga menyoroti praktik genosida oleh Israel dan mengkritik dukungan Barat terhadap tindakan mereka.
Dalam suasana khidmat perayaan Idul Fitri, pemimpin revolusi Islam Iran berbicara di Mosalla Grand Prayer Ground milik Imam Khomeini di ibu kota Teheran. Pada momen penting ini, dia menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan proksi dalam wilayah tersebut—rezim Israel yang bertindak sebagai alat penjajahan dunia barat. Menurutnya, Israel telah melakukan genosida dan akan melanjutkan agresinya jika diberi kesempatan, seperti serangan mereka terhadap Suriah.
Ayatollah menekankan bahwa kelompok Israel harus dihilangkan dari Palestina agar perdamaian dapat dipulih-kan. Dia juga memberi peringatan kepada Amerika Serikat tentang ancaman terhadap Iran, dengan menegaskan bahwa setiap tindakan jahat akan mendapat balasan yang kuat dari bangsa Iran. Selain itu, dia menyayangkan penderitaan rakyat Gaza, Lebanon, dan Palestina selama bulan suci Ramadhan.
Menurut Ayatollah, pembunuhan pejabat adalah praktik umum yang dilakukan oleh Israel, didukung oleh AS dan negara-negara Barat lainnya.
Setiap orang, menurutnya, memiliki tanggung jawab moral untuk melenyapkan entitas jahat ini dari wilayah tersebut.
Di sisi lain, Ayatollah Khamenei menegaskan bahwa Iran siap menghadapi segala bentuk ancaman, termasuk upaya provokasi atau pemberontakan domestik.
Reporter kami mencatat bahwa pidato ini tidak hanya menjadi pengingat akan ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetapi juga menunjukkan tekad Iran untuk melawan hegemoni asing.
Berdiri teguh melawan kekuatan dominan di dunia internasional, pidato Ayatollah Khamenei membawa pesan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai melalui keberanian menghadapi kejahatan sistemik. Hal ini menginspirasi banyak pihak untuk merenung tentang bagaimana konflik regional sering kali berkaitan dengan intervensi luar negeri. Semoga langkah-langkah damai dan dialog antarnegara dapat segera diwujudkan demi kesejahteraan bersama.