Berita
Pelaksanaan Salat Idulfitri di Negeri Wakal: Tradisi dan Keamanan
2025-03-29
Di Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, ribuan umat Muslim memperingati hari raya dengan tradisi unik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Perbedaan dalam penentuan awal Ramadan dan Idulfitri menjadi sorotan utama bagi masyarakat lokal maupun luar daerah.
MOMEN SPIRITUAL DENGAN SENTUHAN TRADISIONAL
Pemahaman Sistem Perhitungan Tradisional
Pada pagi hari yang cerah di wilayah Jazirah, masyarakat Negeri Wakal menggelar ibadah Salat Idulfitri secara seremonial. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang sangat dijaga oleh generasi penerus. Raja Negeri Wakal, Ahaja Sunet, menjelaskan bahwa perhitungan bulan saban menjadi kunci utama dalam menentukan waktu pelaksanaan puasa Ramadan dan Idulfitri.Metode ini tidak hanya bergantung pada pengamatan hilal melainkan juga menggunakan sistem genapan 29 hari untuk bulan saban. Pendekatan seperti ini mencerminkan betapa eratnya hubungan antara agama dan adat istiadat di daerah tersebut. Sebagai contoh konkret, ketika bulan Ramadan dimulai pada hari Kamis, maka Idulfitri jatuh tepat dua hari lebih awal dari penetapan resmi pemerintah pusat.Selain itu, warga setempat menunjukkan kesadaran tinggi terhadap nilai-nilai spiritual melalui praktik zakat fitrah yang dilakukan sehari sebelum salat id. Hal ini menunjukkan bagaimana komunitas ini mengintegrasikan prinsip keberkahan dalam setiap aspek kehidupan mereka.Kehidupan Berjemaah di Hari Raya
Ketika masjid Nurul Awal dipenuhi oleh para jemaah, suasana khidmat menjadi saksi bisu dari kebersamaan yang begitu kuat. Beberapa warga bahkan harus menyusun sajadah di tepi jalan karena kapasitas masjid tidak lagi mencukupi jumlah peserta. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk bersama-sama merayakan momen suci ini.Keberanian masyarakat untuk tetap mempertahankan tradisi turun-temurun menunjukkan kedalaman akar budaya mereka. Setelah salat selesai, suasana berubah menjadi ajang silaturahmi hangat di mana setiap individu saling bertukar cinta kasih. Ini adalah bentuk nyata dari nilai-nilai kebersamaan yang menjadi dasar kehidupan sosial di Negeri Wakal.Pentingnya Pengamanan dalam Perayaan
Iptu Moyo Utomo, Kapolsek Leihitu, menegaskan pentingnya pengamanan dalam memastikan kelancaran acara ibadah. Dengan kerjasama tim yang solid antara aparat kepolisian dan masyarakat, kegiatan ini dapat berlangsung tanpa hambatan. Keberhasilan pengamanan ini membuktikan bahwa sinergi antara elemen-elemen masyarakat dapat menciptakan stabilitas yang signifikan.Pada hari Sabtu (29/3/2025), Polsek Leihitu melakukan pengawasan intensif di Negeri Wakal. Upaya ini diperluas ke desa-desa lain seperti Hila, Kaitetu, Seith, dan Negeri Lima yang akan menggelar salat id pada hari Minggu (30/3/2025). Alhamdulillah, kondisi wilayah Jazirah tetap kondusif sehingga semua kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.Perayaan di Desa-Desa Tetangga
Tidak hanya Negeri Wakal, beberapa desa di sekitarnya juga mengadopsi metode perhitungan tradisional yang sama. Misalnya, Desa Hila memiliki sejarah panjang dalam menjaga konsistensi penanggalan lokal. Para pemuka agama dan adat bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap sesuai dengan ajaran Islam dan warisan leluhur.Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam penentuan waktu, tidak ada konflik yang muncul di antara mereka. Bahkan, hubungan antar desa semakin erat dengan adanya pertukaran kunjungan saat hari raya. Momen ini menjadi kesempatan emas bagi semua pihak untuk memperkuat ikatan persaudaraan.Dalam konteks lebih luas, pelaksanaan Salat Idulfitri di Negeri Wakal dan sekitarnya memberikan gambaran tentang betapa harmonisnya interaksi antara norma agama dan budaya lokal. Semoga tradisi ini terus dilestarikan demi kebaikan generasi mendatang.